JAKARTA– Freeport-McMoRan Inc (FCX), korporasi pertambangan emas dan tembaga salah satu terbesar di dunia, diproyeksikan membukukan penjualan emas dan tembaga secara konsolidasi dari tambang Grasberg di Papua yang dikelola PT Freeport Indonesia, perusahaan terafiliasinya, sebesar US$ 4,01 miliar atau lebih dari Rp50 triliun sepanjang 2020. Capaian penjualan konsolidasi ini naik dibandingkan penjualan konsolidasi 2019 yang diperkirakan sebesar US$ 3,17 miliar.

Pendapatan konsolidasi Freeport-McMoRan dari tambang Grasberg berasal dari penjualan tembaga sebesar US$2,476 miliar dan emas US$ 1,54 miliar. Hal ini dengan asumsi harga jual rata-rata emas Freeport dari tambang Grasberg sepanjang tahun lalu sebesar US$ 2,75 per pound tembaga, lebih tinggi daripada harga jual 2019 yang tercatat US$ 2,72 per pound.

Sementara itu, harga jual emas tahun ini rerata mencapai US$ 1.832 per ounce, lebih tinggi dari rerata tahun lalu yang tercatat US$ 1.416 per ounce.

Laporan keterbukaan informasi yang dikutip dari laman Freeport-McMoRan yang dirilis Selasa (26/1) menyebutkan, pada 2020 produksi kondolisasi FCX dari tambang Grasber untuk tembaga mencapai 809 juta pound dan penjualan 804 juta pound, naik dibandikan tahun 2019 yang tercatat produksi dan penjualan 607 juta pound. Sedangkan produksi emas tahun ini mencapai 848 ribu ounce dan penjualan 842 ounce. Tingkat penjualan dan produksi tahun ini lebih rendah dibandinkan 2019 yang tercatat 863 ribu ounce produksi dan 973 ounce penjualan.

Richard Adkerson, President dan CEO Freeport-McMoRan, mengatakan tahun ini penjualan tembaga Freeport Indonesia diproyeksikan melonjak jadi 1,3 miliar pound dan emas 1,3 juta ounce. Adapun produksi tembaga diproyeksikan 1,4 miliar dan emas 1,4 juta ounce, naik hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi tahun lalu.

Menurut Adkerson, sepanjang tahun lalu pihaknya mengupayakan peningkatan produksi (ramp up) dari tambang bawah tanah, yaitu Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). Pada akhir kuartal IV 2020, Freeport-McMoRan melalui perusahaan terafiliasinya, PT Freeport Indonesia, mencapai hampir 70% dari target penjualan tahunan. “Di tengah tantangan aspek Kesehatan yang dihadapi di Papua, operasi (tambang Grasberg) ini cukup menantang,” ujarnya.

Manajemen Freeport-McMoRan menyebutkan terdapat 56 drawbell baru yang dibangun di Grasberg Block Cave dan DMLZ. Dengan demiiian, saat ini terdapat lebih dari 370 drawbell sehingga menaikkan produksi bijih dari kedua tambang bawah tanah ini menjadi 80 ribu metrik ton per hari pada kuartal IV 2020.

Tahun ini, Freeport memproyeksikan realisasi drawbell mencapai 531 dengan proyeksi produksi pada periode Januari-Maret mencdapai 103 ribu metrik ton per hari.

Freeport-McMoRan saat ini bertindak sebagai operator di tambang Grasberg sekaligus memiliki 48,76% saham di PT Freeport Indonesia. Sisa saham Freeport Indonesia dimiliki PT Inalum (Persero) setelah sebelumnya hanya memiliki sekitar 9%-an saham. (DR)