JAKARTA – Realisasi pengeboran sumur eksplorasi PT Pertamina (Persero) hingga semester I 2019 baru 26% dari target perseroan sepanjang tahun ini sebanyak 26 sumur eksplorasi.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan ada dua anak perusahaan yang menjadi motor kegiatan eksplorasi, yakni Pertamina EP (PEP) dan Pertamina Hulu Energi (PHE).

Dia menjelaskan sudah ada lima sumur eksplorasi yang dibor. Jumlah itu sendiri setengah dari realisasi pengeboran sumur eksplorasi yang sudah dibor seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi.

“Sampai semester 1 2019, Pertamina telah merealisasikan 50% pengeboran sumur eksplorasi di Indonesia, atau 5 sumur dari total 10 sumur eksplorasi di Indonesia,” kata Dharmawan kepada Dunia Energi, Selasa (3/9).

PEP menjadi yang paling aktif melakukan eksplorasi dengan empat sumur yang dibor. Satu sumur lainnya dikerjakan oleh PHE.

Untuk sumur pengembangan realisasinya sudah mencapai 118 sumur. Target Pertamina sepanjang tahun ini bisa mengebor 307 sumur eksploitasi. Hanya saja realisasi tersebut hampir 75% dari 158 sumur pengembangan yang sudah dibor di Indonesia.

“Untuk sumur pengembangan, Pertamina melakukan 75% pengeboran sumur pengembangan atau sebanyak 118 sumur dari total 158 sumur pengembangan di Indonesia,” ujarnya.

Sebagian besar pengeboran sumur pengembangan dilakukan oleh Pertamina Hulu Indonesia (PHI), PHE serta Pertamina EP.

Tahun ini Pertamina mengalokasikan dana investasi mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar US$ 4,2 miliar dari keseluruhan nilai investasi.

Jika ditotal maka sepanjang semester I ini Pertamina baru merampungkan pengeboran 123 sumur atau baru 36,9% dari target perseroan yang direncanakan mengebor 333 sumur.

Masih rendahnya jumlah pengeboran sumur Pertamina ini membuat realisasi lifting migas. Realisasi produksi minyak pada semester satu lalu sebesar 413 ribu barel per hari (bph), 99,76% dari target perusahaan 414 ribu bph. Sementara produksi gas sebesar 2.856 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau 97,04% dari target perusahaan 2.943 mmscfd.

Pada tahun ini Pertamina menggarap 98 proyek migas yang menyerap investasi US$ 1,9 miliar. Proyek-proyek ini dikerjakan oleh sejumlah anak usaha Pertamina. Sebanyak 47 proyek dikerjakan oleh PT Pertamina EP, 29 proyek oleh PT Pertamina Hulu Energi, 19 proyek oleh PT Pertamina Hulu Indonesia, 2 proyek oleh PT Pertamina EP Cepu, dan 1 proyek oleh PT Pertamina EP Cepu ADK.

“Pertamina berkomitmen melakukan pengeboran secara masif di tahun 2019, di mana pengeboran dilakukan tiga hari sekali. Pengeboran ini terutama dilakukan di Blok Mahakam yang diharapkan bisa menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujar Dharmawan.

Pri Agung Rakhmanto, pengamat migas dari Universitas Trisakti, mengatakan pemboran sangat penting dilakukan Pertamina, terutama pemboran sumur pengembangan yang dampaknya bisa langsung dirasakan.

“Ini mesti disesuaikan dengan kebutuhan setiap lapangan. Aspek teknisnya harus sesuai dengan prinsip reservoir management, optimalisasi produksi dan field management yang tepat,” kata Pri Agung.(RI)