JAKARTA – Investigasi untuk menemukan penyebab dari blackout di sebagian Pulau Jawa sudah dilakukan. Tim inspektur Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diterjunkan untuk mengecek langsung lamanya pemulihan daya listrik di bagian barat, terutama di wilayah Jabodetabek.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan salah satu poin utama yang menjadi fokus pemerintah untuk diinvestigasi adalah lamanya daya listrik dari pembangkit gas, seperti Muara Karang yang masuk ke sistem PLN sebagai cadangan. Berdasarkan laporan awal,  beberapa pembangkit yang seharusnya bisa memasok daya justru tidak bisa optimal, seperti PLTG Muara Karang, Muara Tawar dan Tanjung Priok.

Menurut Rida, meskipun kebutuhan pasokan listrik rendah, seharusnya pembangkit tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) tetap dalam kondisi siap untuk memproduksi daya listrik.

Stand by muter, tapi tidak mengalir ke jaringan atau dimatikan betulan. Kemarin teman-teman PLN mungkin berkeyakinan selama ini SOP. Apa yang ada di Muara Karang. Itu Tidak diposisikan pada posisi yang spinning reserve, siap masuk ke sistem kapan saja. Itu yang satu. Spinning reserve tidak dilakukan itu katanya lagi dikaji, bahan diskusi dengan mereka. Apakah efisiensi atau apa,” kata Rida saat konferensi pers di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (5/8).

Menurut Rida, efisiensi bisa saja dilakukan akan tetapi tidak boleh mengorbankan pelayanan. Selain itu, setiap ada rencana atau tindakan seharusnya ada mitigasi agar tidak sampai meluas dampak jika ada gangguan. Serta ada contingency plan. Apabila dilakukan perawatan maka harus ada rencana cadangan. Apabila ada gangguan apa saja yag harus dilakukan.

“Kalau sistem gangguan, harusnya bisa dilokalisir tidak perlu luas ke sana kemari, kenapa sistem itu enggak kerja defence scheme itu. Kenapa itu enggak bekerja, plan A, contingency plan apa, kalau ada, kenapa enggak bisa bekerja. Maksud kami efisiensi boleh, tapi jangan korbankan pelayanan. Kedepan kami akan mewajibkan pembina dan pengawas monitoring, terhadap apapun. Agar kemudian tidak terulang lagi. Semua ada SOP betul, tidak diterapkan, atau SOP sudah menutup celah itu juga kami kaji,” ungkap Rida.

Selain menerjunkan tim investigator dari Ditjen Ketenagalistrikan ke Pusat Pengaturan Beban di Gandul juga akan mencari penyebab utama  gangguan di jaringan transmisi Ungaran-Pemalang. “Sudah ada tim ke Gandul dan Ungaran, kami masih menunggu hasil laporannya,” kata Rida.(RI)