JAKARTA – Pemerintah menegaskan hilangnya BBM RON 88 berjenis premium hanya tinggal menunggu waktu. Pertalite yang memiliki RON 90 sudah disiapkan sebagai BBM dengan kualitas paling rendah.

Monty Giriana, Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan pembahasan intensif telah dilakukan oleh pemerintah bersama dengan Pertamina untuk memastikan proses hilangnya premium tidak menimbulkan gejolak di masyarakat maupun di badan usaha penyalur. Dia menegaskan pemerintah sudah tekad bulat untuk bisa menyediakan BBM dengan kualitas lebih baik.

“Pertemuan sudah dilakukan intensif. Bahkan sudah dilakukan rakor dengan presiden. Intinya, pertama kita sepakat pemanfaatan BBM yang lebih bersih harus diteruskan,” kata Monty dalam diskusi di CNBC TV Indonesia, Rabu (2/2).

Harga pertalite nantinya akan ditahan oleh pemerintah agar masyarakat juga tidak bingung ketika BBM premium hilang dari pasar di sisi lain tetap masih ada BBM yang harganya terjangkau. Sementara dari sisi badan usaha juga diharapkan tidak alami kerugian. Caranya dengan siapkan kompensasi kepada Pertamina.

“Harga pertalite diusahakan tidak naik. Kalau harga tidak naik, maka ini disiapkan kompensasi. Ini kami sedang melakukan perhitungan yang rinci,” ujar Monty.

Dia menjelaskan untuk besaran kompensasi yang akan disiapkan kemungkinan besar tidak akan berbeda jauh dengan jumlah yang diberikan sebelumnya.

Harga dan volume pertalite nantinya juga akan ditetapkan termasuk wilayah distribusinya. Kalau dalam hal tertentu biaya produksi dan distribusi BU itu dapat kompensasi. Berapa besarnya, tidak akan jauh dari tahun lalu, volume nya juga tidak jauh berbeda.

“Ada beberapa skenario, kompensasi diberikan jumlah premium dalam pertalite. Atau selisih harga pertalite keekonomian dan harga eceran. Intiya, kita gamau pertamina rugi. Kedua, kita memastikan harga pertalite affordable,” jelas Monty. (RI)