JAKARTA – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI), perusahaan penyedia logistik dan solusi transportasi laut terintegrasi pengangkutan batubara dan mineral, menyatakan belum mendapat dampak terkait larangan ekspor batubara yang ditetapkan pemerintah. Pelita Samudera sejak 2020 berfokus pada diversifikasi komoditas angkut multi kargo untuk merambah pangsa pasar potensial termasuk pasar internasional. Strategi perseroan adalah mengoptimalkan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik akibat situasi pandemi COVID-19 yang menekan industri global, terutama jatuhnya permintaan komoditas batu bara.

“Terkait kebijakan pemerintah tentang pelarangan ekspor batubara, dampaknya saat ini belum ada. Karena kebijakannya baru diumumkan,” ungkap Iriawan Alex Ibarat, Direktur Utama Pelita Samudera, Rabu(5/1).

Menurut Alex, sejak 2020 PSSI sudah mulai mendiversifikasi bisnis angkutannya ke non batubara . Saat ini porsi angkutan batubara tercatat 50%, sementara lainnya adalah nikel 10%, semen, besi, tembaga, dan alumina (dengan total persentase 27%), bauksit (3%), dan lainnya.

Jalur operasi Pelita Samudera Shipping meliputi perairan Indonesia yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Timur. Sementara perairan internasional mencakup Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Rusia, Teluk Persia.

Hingga periode kuartal III 2021, Pelita Samudera mencatat pendapatan usaha sebesar US$ 75,3 juta meningkat 47% dari periode sebelumnya US$51,1 juta. Segmen Kapal Tunda dan Tongkang menyumbang pendapatan tertinggi dengan jumlah US$26,8 juta, diikuti segmen Fasilitas Muatan Apung (Floating Loading Facility (FLF/FC) dengan pendapatan US$25 juta, dan Kapal Curah Besar dengan kontribusi US$23, 5 juta.

Laba Bersih periode berjalan tercatat US$15,4 juta, naik signifikan, 193% atau $10,1 juta dari US$5,2 juta pada periode yang sama tahun 2020. Ekuitas hingga kuartal III 2021 tercatat sudah mencapai US$106,7 juta, lebih tinggi 13% dari jumlah posisi ekuitas pada 31 Desember 2020 sebesar US$94,5. Kenaikan laba bersih pada kuartal III 2021, terus mengerek posisi Return on Equity (ROE) ke level 14.44%, Return on Invested Capital (ROIC) menjadi 11,97%, Return on Asset (ROA) 10.62%. Sementara EBITDA per 30 September 2021 tercatat US$29 juta, naik 59,6% dibandingkan posisi EBITDA pada 30 September 2020 sebesar US$18,2 juta

Pada kuartal III 2021, PSSI mencatat posisi neraca sehat di tengah gelombang kedua pandemi COVID-19 dengan varian delta. Kas, setara kas dan aset keuangan lain tercatat US$11,7 juta, berkurang 37% atau US$6,8 juta dari periode yang sama 2020 yang tercatat US$18,5 juta. Selain digunakan untuk aktivitas operasi, sebagian lainnya digunakan untuk pembayaran pinjaman bank sejumlah US$15,9 juta. Serta pembayaran untuk pembelian dua tugboat, pemeliharaan dan perbaikan aset sebesar US$7,3 juta. Hingga 30 September 2021, Total Aset Perseroan tercatat US$145,2 juta, hanya menyusut 1% dari posisi Aset pada 31 Desember 2020. Nilai tersebut jauh diatas Total Liabilitas Perseroan, yakni sebesar US$38,4 juta.(RA)