JAKARTA – Tugas berat kini diemban Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain tugas utama untuk mengawal peningkatan produksi migas, guru besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga diharapkan mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Natural Gas (LPG) demi meringankan beban devisa negara ke depan.

“Ini bisa dilakukan dengan percepatan pembangunan infrastruktur kilang dan jaringan gas, serta pemanfaatan Energi Baru Terbarukan secara masif, seperti biodiesel dan Dymetil Eter (DME),” kata Arifin Tasrif Menteri ESDM di Kementerian ESDM, Jumat (6/11).

Selain itu, Arifin mengharapkan Dirjen Migas baru mampu mewujudkan beberapa program strategis migas. Salah satunya, program jangka panjang yang menjadi perhatian utama yakni pemenuhan target produksi siap jual (lifting) minyak sebesar 1juta barel per hari (bph) pada tahun 2030 yang ujungnya juga diharapkan bisa menekan impor minyak mentah maupun produk BBM serta LPG.

Target ini bisa dicapai melalui mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi, transformasi sumber daya ke produksi, menggunakan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan melakukan eksplorasi secara masif.

Kebijakan lain yang tak kalah penting adalah implementasi penyesuaian harga gas bumi sebagai upaya peningkatan pemanfaatan gas dalam negeri. “Semoga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi serta peningkatan daya saing nasional,” ujar Arifin.

Tutuka memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang teknik perminyakan dan pertambangan. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI). Terakhir ia sempat menjadi ketua umum Guru Besar ITB dari tahun 2016 sampai 2019.

Tutuka mengungkapkan bahwa tugasnya tidak bisa dikerjakan sendiri. Ia menegaskan perlu ada kolaborasi semua stakeholder untuk mencapai target yang sudah dicanangkan. “Eksekusi secara konsisten (arahan menteri ESDM) jadi saya kira itu yang paling utama dan saya coba berusaha mengajak semua stakeholder yang terkait bahwa tugas ini tugas berat kita semua harus satu padu mencapai itu,” ungkap Tutuka. (RI)