JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Selain itu, Kementerian BUMN juga melakukan perubahan dalam struktur organisasi dan manajemen perusahaan migas pelat merah tersebut.

Dalam dokumen yang diterima Dunia Energi, setelah melakukan pemangkasan jumlah direksi dari 11 menjadi hanya enam, nantinya akan ada subholding yang akan menjadi induk berbagai anak dan cucu usaha Pertamina. Enam subholding akan dibentuk dan dipimpin oleh seorang direktur utama subholding. Keenam subholding tersebut adalah subholding upstream atau hulu, gas, kilang dan petrokimia, komersial dan perdagangan, power dan energi baru terbarukan serta subholding shipping.

Erick Thohir, Menteri BUMN membenarkan adanya perubahan struktur manajemen di Pertamina tersebut. Apa yang sedang terjadi di Pertamina adalah bagian dari rencana besar merampingkan BUMN yang ada di tanah air.

Dia mengatakan skema holdingisasi sudah dilakukan saat pembentukan subholding gas dimana PT Perusahaan Gas Negara Tbk menjadi leader dan pusat pengelolaan bisnis gas Pertamina. Skema subholding yang dianut Pertamina juga tidak jauh berbeda dengan yang sudah diterapkan di PT Semen Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara.

“Semen Indonesia melakukan itu PTPN juga. Kami harus melakukan itu. Saya sudah katakan nanti dari 142 – 107 dari 107 – 80, kalau 70 BUMN cium tangan saya. Belum bicara anak cucu, kami coba melakukan ini saat yang tepat di semua negara sedang konsolidasi karena Covid-19 semua negara sedang mengubah pola kehidupan, supply chain logistik semua negara melakukan. Indonesia harus juga melakukan, nggak boleh ketinggalan,” ungkap Erick dalam konferensi pers, Jumat (12/6).

Secara singkat Erick megungkapkan nantinya setiap anak perusahaan Pertamina, baik di hulu maupun di hilir harus bersinergi di masing-masing subholding yang ada. Seperti misalnya di subholding hulu ada beberapa anak usaha Pertamina, seperti Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi dan anak usaha lainnya, dengan dibawah subholding maka harus ada peningkatan sinergitas.

“Ada CEO subholding, nanti disinergikan PHM, PHE dan lainnya. Nanti disinergikan, saya nggak bisa bicara sekarang,” kata dia.

Pemerintah maupun Pertamina belum menjelaskan detail skema holding dan sinergi tersebut, tapi Erick meminta direksi Pertamina yang sekarang harus bisa mengaplikasikan apa yang sudah direncanakan dengan cepat. “Saya rasa begini, pemimpin yang cakap tidak memerlukan masa tranasisi yang panjang, pemimpin cakap harus bisa adaptif,” tegas Erick.(RI)