JAKARTA – Kemarahan masyarakat pecah saat bertemu Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan lapanga memantau penyaluran LPG subsidi kemasan tabung 3 kg di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (4/2).
Dalam kunjungan tersebut, Bahlil mendapatkan “tamparan” keras dari salah seorang warga yang langsung mencecar Bahlil lantaran kelangkaan LPG yang dinilai menyengsarakan rakyat.
“Saya lagi masak, bukan masalah antri gas-nya. Anak kami lapar butuh makan, butuh kehidupan
logika jalan dong pak, akal sehat berjalan pak,” kata seorang Pria yang sedang mengantre untuk membeli LPG melon bersubsidi kepada Bahlil.
Bahlil sendiri tampak tidak banyak berkata dan berusaha menenangkan amarah warga. Dia hanya menjelaskan bahwa pemerintah berusaha untuk mengurus tidak hanya satu dua warga. “Tenang tenang pak, kita mengurus banyak orang,” kata Bahlil.
Dia mengaku menerima kemarahan warga dan menganggapnya sebagai masukan untuk membangun pemerintah. “Pemerintah harus mendengar langsung dari rakyat. Kenapa saya turun langsung ini masukan bagus, kita harus fair,” ujar Bahlil.
Carut marut kondisi penyaluran LPG 3kg ini berawal dari kebijakan pemerintah yang mengharuskan pengecer mendaftarkan diri menjadi sub-pangkalan. Jika belum terdaftar maka para pengecer tidak akan mendapatkan kuota LPG 3kg. Hal itu ditempuh untuk memperbaiki pola penyaluran subsidi karena kondisi yang ada selama ini dinilai subsidi tidak tepat sasaran.
Di sisi lain ternyata dalam implementasi aturan main dalam pendaftaran sub-pangkalan tidak semudah yang dibayangkan. Alhasil banyak pengecer yang tidak mendapatkan kuota yang mengakibatkan stock di tingkat pengecer berkurang drastis. Masyarakatpun mencari pangkalan sehingga antrian di berbagai wilayah tidak terelakan.
Presiden Prabowo Subianto-pun akhirnya hari ini langsung perintahkan untuk membatalkan kebijakan tersebut dan kembali membuka pintu selebarnya bagi pengecer untuk kembali untuk menyalurkan LPG subsidi.
Bahlil akhirnya mengumumkan bahwa seluruh pengecer LPG 3 Kg di Indonesia sekitar 375 ribu akan dinaikkan statusnya menjadi subpangkalan.
“Atas perintah Bapak Presiden, saya baru saja ditelepon pagi ini. Beliau menegaskan bahwa LPG 3 Kg dan subsidinya harus tepat sasaran serta harganya tetap terjangkau. Maka, mulai hari ini, seluruh pengecer di Indonesia kembali aktif,” kata Bahlil.
Bahlil menegaskan bahwa dengan perubahan status pengecer menjadi sub pangkalan, distribusi LPG 3 Kg akan lebih terkendali. Hal ini dilakukan untuk mencegah lonjakan harga serta potensi penyalahgunaan subsidi.
“Dalam menerjemahkan kebijakan Bapak Presiden, kami menaikkan status pengecer menjadi sub pangkalan. Ini bertujuan agar distribusi dapat dikontrol dengan sistem informasi dan teknologi, sehingga harga tetap terjangkau dan tidak ada penyalahgunaan,” tegasnya. (RI)
Komentar Terbaru