JAKARTA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), cucu usaha PT Pertamina (Persero) yang mengelola Blok Mahakam mengklaim sukses meningkatkan produksi minyak di Blok Mahakam. Peningkatan produksi tersebut berasal dari Lapangan Handil yang produksi rata-ratanya mampu menembus 17 ribu barel per hari (bph) dari rata-rata produksi sebelumnya 15 ribu bph – 16 ribu bph.

John Anis, General Manager PHM,  mengungkapkan peningkatan produksi berhasil diraih berkat bantuan dari tiga sumur Handil Shallow, yaitu H-LB-177 sumur yang baru dibor pada tahun 2019, sumur H-A-437 yang sudah berproduksi sejak tahun 2007 serta sumur H-SA-328 yang sudah berproduksi sejak 1983.

Sumur H-SA-328 merupakan sumur pertama dari Handil Shallow yang diproduksikan tanpa SCON. Hasil kolaborasi GSR dengan FO (WPT & HCA) dengan mengunakan spiral tube dapat memberikan perlindungan terhadap sistem produksi di permukaan dengan melakukan special Job Risk Assessment (JRA), termasuk mitigasi untuk menjamin aspek keselamatan produksi.

“Keberhasilan mencapai 17 ribu bph merupakan hadiah Lapangan Handil untuk Perayaan Kemerdakaan Indonesia pada 17 Agustus 2019,” kata John dalam keterangannya tertulisnya, Rabu (28/8).

Pada semester I 2019, realisasi produksi minyak Mahakam rata-rata sebesar 34,6 ribu bph atau 81% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 50,4 ribu bph.

Pada tahun ini PHM menargetkan melakukan pemboran sebanyak 118 sumur, dimana sebagian besar juga merupakan sumur-sumur yang tua. Oleh karena itu untuk menopang produksinya agar tetap prima pemboran sumur harus terus dilakukan.

Sumur-sumur baru saat ini masih menunggu put on production (POP) dan diharapkan akan meningkatkan lagi produksi minyak dan gas di Lapangan Handil. Dengan pencapaian ini, harapan terhadap produksi Lapangan Handil masih besar, karena potensi tersimpan di lapangan ini masih cukup tinggi.

John sebelumnya mengatakan karakter reservoir Blok Mahakam cukup unik jika dibanding karakter reservoir lainnya. Jika reservoir rata-rata dicitrakan seperti halnya dome maka reservoir Mahakam hanya terdiri dari layer-layer tipis.

“Layer-layer tipis ini, hanya bisa diakses sumur baru. Salah satu nafas tergantung dari sumur-sumur baru. Ini produksi dari cadangan existing,” ujarnya.

Blok Mahakam merupakan salah satu blok yang menjadi prioritas dalam pengembangannya. Ini tidak lepas dari lokasi Mahakam yang berada di klaster Kalimantan yang dinilai masih memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan. Pertamina sendiri dalam dua tahun terakhir menambah pengelolaan blok eksplorasi baru melalui lelang blok migas yang digelar pemerintah. Setelah sebelumnya sukses mendapatkan hak pengelolaan blok Maratua, baru-baru ini perseroan juga resmi menjadi salah satu pengelola di blok West Ganal bekerja sama dengan ENI Indonesia dan Neptune Energy West Ganal.

Blok West Ganal yang diperkirakan masih memiliki kandungan gas lebih dari 600 BSCF merupakan WK keempat yang akan berkontribusi bagi produksi migas Pertamina di wilayah Kalimantan Timur setelah Blok Mahakam, Blok Sangasanga, dan Blok East Kalimantan – Attaka.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan wilayah kerja West Ganal akan melengkapi portofolio bisnis hulu Pertamina. Dengan wilayah kerja baru ini, perusahaan dapat melakukan sinergi dengan blok migas lainnya yang juga dikelola anak usaha Pertamina, khususnya di Kalimantan Timur.

“Kami menyambut baik kepercayaan Pemerintah kepada Pertamina sebagai perusahaan energi nasional dan diharapkan dapat menciptakan efisiensi yang lebih maksimal pada pengelolaan blok migas di wilayah tersebut,” ujar Dharmawan.

Menurut Dharmawan, saat ini di sektor Hulu Pertamina melalui anak Perusahaannya PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) telah beroperasi di Kalimantan Timur. Selain PHM di sana ada PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), dan Pertamina Hulu Sanga-sanga (PHSS). Selain itu juga ada wilayah yang dikelola oleh Pertamina EP.

Menurut Dharmawan, Pertamina bersama konsorsium berkomitmen untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan study G&G, Sesmik 2D sepanjang 600km dan Sesmik 3D seluas 600 km², serta pemboran empat sumur eksplorasi.

“Di wilayah kerja ini, bersama konsorsium kami memiliki komitmen pasti untuk melakukan eksplorasi, termasuk pengeboran empat sumur,” kata Dharmawan.(RI)