JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) anggota MIND ID – BUMN Holding Industri Pertambangan, meraih pertumbuhan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2022.

“Capaian pertumbuhan tersebut seiring upaya Antam mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama berbasis nikel, emas dan bauksit di tengah kondisi pemulihan ekonomi global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam mulia sepanjang 2022,” kata Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan Antam, Senin(27/3/2023).

Penguatan performa profitabilitas Antam tercermin dari capaian laba tahun 2022 yang mencapai Rp3,82 triliun, tumbuh siginifikan 105% dibandingkan laba tahun 2021 sebesar Rp1,86 triliun. Optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama Antam mendukung capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) 2022 yang mencapai Rp7,35 triliun, naik 29% dari EBITDA 2021 sebesar Rp5,71 triliun.

Sepanjang 2022, Antam mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun, tumbuh 19% jika dibandingkan penjualan pada periode 2021 sebesar Rp38,45 triliun.

Di tengah tantangan kenaikan biaya energi dan bahan baku, Antam dapat menjaga profitabilitas capaian laba kotor 2022 sebesar Rp8,21 triliun, tumbuh 29% jika dibandingkan laba kotor tahun 2021 sebesar Rp6,36 triliun. Antam membukukan laba usaha 2022 sebesar Rp3,94 triliun, tumbuh 44% dibandingkan 2021 sebesar Rp2,74 triliun. Tercatat total penghasilan lain-lain, bersih Antam sepanjang 2022 mencapai Rp1,27 triliun tumbuh signifikan dari total penghasilan lain-lain, bersih 2021 sebesar Rp305 miliar. Pertumbuhan laba bersih Antam 2022 memperkuat nilai laba bersih per saham dasar sebesar Rp159,00 tumbuh signifikan dari nilai 2pl021 sebesar Rp77,47 per saham dasar.

Dari sisi posisi keuangan Perusahaan, pada 2022 Anta. mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian sebesar Rp23,71 triliun, tumbuh 14% dari 2021 sebesar Rp20,84 triliun. Sepanjang periode 2022, total liabilitas Antam tercatat sebesar Rp9,93 triliun, turun 18% dari 2021 sebesar Rp12,08 triliun. Penurunan tingkat liabilitas konsolidasian pada 2022 didukung kemampuan Perusahaan untuk menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,86 triliun, turun 49% menjadi Rp3,01 triliun dari posisi pinjaman pada akhir 2021 sebesar Rp5,87 triliun. Tercatat sepanjang 2022, total aset Perusahaan mencapai Rp33,64 triliun, tumbuh 2% jika dibandingkan 2021 sebesar Rp32,92 triliun. Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari Corporate Credit Rating S&P Global Antam tahun 2022 dengan capaian rating “B+/outlook Positif”.

Sepanjang periode 2022, Antam mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp36,58 triliun atau setara 80% dari total penjualan bersih Antam periode 2022. Antam memperkuat basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit di tengah apresiasi positif pertumbuhan penyerapan komoditas logam dasar dan mulia di dalam negeri yang didukung penguatan harga komoditas yang positif. Antam senantiasa mengedepankan implementasi prinsip kaidah pertambangan yang baik di seluruh lini operasi Perusahaan. Melalui penerapan safety resilient program, Antam mampu menjaga capaian “Zero Fatality Accident” di seluruh kegiatan operasi pertambangan Antam pada tahun 2022.

Pada periode 2022, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 69% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp31,63 triliun. Pada 2022 volume penjualan logam emas mencapai 34,97 ton, tumbuh 19% jika dibandingkan capaian penjualan 2021 sebesar 29,39 ton. Atas capaian penjualan emas 2022 tersebut, Antam kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah Perusahaan. Terkait dengan produksi emas, pada 2022 tercatat 1,27 ton logam emas dihasilkan dari tambang emas Perusahaan.

Sejalan dengan strategi peningkatan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada bulan Oktober 2022, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk perhiasan dan emas batangan Batik Indonesia Seri III yang menghadirkan empat motif batik budaya Indonesia yakni Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti, dan Batik Mahkota Siger. Selain di kemas dalam bentuk emas batangan, keempat motif batik ini juga hadir dalam bentuk emas batik perhiasan berupa liontin.

Selain itu, guna meningkatkan kualitas layanan yang prima penjualan emas kepada para pelanggan, Antam menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi serta melalui platform marketplace, selain layanan pembelian offline pada jaringan Butik Logam Mulia Antam yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.

Pada 2022, secara umum kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan yang dipengaruhi dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur pada medio triwulan kedua tahun 2022 turut pula mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri. Menyikapi hal tersebut, Antam memitigasi setiap risiko dan peluang yang ada secara berkesinambungan melalui upaya pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun di luar negeri. Produk feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp6,85 triliun atau 15% dari total penjualan konsolidasian 2022. Kontribusi penjualan Segmen Nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 2022 mencapai Rp12,03 triliun, tumbuh 12% YoY dari penjualan FY21 sebesar Rp10,74 triliun.

Sejalan dengan upaya keberlanjutan Perusahaan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasi serta menurunkan emisi gas rumah kaca operasi pabrik feronikel Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada bulan Januari 2023, bersama PT PLN (Persero) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) terkait dengan dukungan pasokan listrik operasi Pabrik Feronikel Antam.

Pada periode 2022, Segmen Bauksit dan Alumina memberikan kontribusi yang positif bagi profitabilitas Perusahaan. Pada tahun 2022, selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di pasar dalam negeri. Pada 2022, kontribusi penjualan Segmen Bauksit dan Alumina mencapai Rp1,93 triliun, tumbuh 35% dari periode 2021 sebesar Rp1,43 triliun. Penguatan profitabilitas segmen tercermin pada capaian laba bersih periode berjalan Segmen Bauksit dan Alumina yang mencapai Rp310 miliar pada 2022, dimana Perusahaan berhasil membalikkan arah dari keadaan rugi bersih pada 2021 sebesar Rp1,48 triliun. Selain itu, penguatan kinerja Segmen Bauksit dan Alumina pada 2022 tercermin pula pada penguatan kemampuan keuangan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), Entitas Anak Persusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk chemical grade alumina, yang telah melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar JPY3,55 miliar (setara dengan ±US$26,16 juta). Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, Segmen Bauksit dan Alumina akan semakin memberikan nilai yang positif bagi Antam.

Terkait dengan proyek pengembangan usaha, Antam terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PJBTL pasokan listrik pabrik feronikel Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara antara Antam dan PLN yang ditandatangani pada bulan Maret 2022, saat ini fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) PLN tengah dilaksanakan. Penyalaan pembangkit listrik tahap pertama telah dimulai pada bulan Desember 2022. Selanjutnya proses penyalaan pembangkit listrik tahap kedua direncanakan akan dilaksanakan pada semester pertama tahun 2023 yang akan dilanjutkan dengan rangkaian fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel. Tahap operasi produksi pabrik feronikel Haltim direncanakan akan dimulai pada semester kedua tahun 2023.

Sebagai bagian dari implementasi mewujudkan inisiatif pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel, pada tanggal 23 Agustus 2022, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) guna meminta persetujuan kepada para pemegang saham atas rencana Antam. melaksanakan aktivitas spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada entitas Anak Usaha terkendali Perseroan yaitu PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA). Sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB, pada tanggal 30 September 2022, Antam telah menyelesaikan proses spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di wilayah Halmahera Timur melalui pendatanganan akta spin-off aktiva dan pasiva sebagian segmen usaha nikel ke dalam PT NKA dan PT SDA.

Sejalan dengan komitmen Antam dalam mendukung pengembangan proyek pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia, pada bulan Januari 2023, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham Antam dalam PT Sumberdaya Arindo. Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia dan sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek tersebut. Penandatanganan CSPA tersebut diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat. Nantinya pada tahap penyelesaian transaksi, Antam akan tetap mempertahankan status pemegang saham pengendali di PT SDA sesuai dengan ketentuan PSAK 65, sehingga tidak mengubah status PT SDA sebagai anak perusahaan yang terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan Antam.

Selain itu sejalan dengan upaya Antam untuk meningkatkan nilai tambah produk bijih nikel laterit yang dimiliki menjadi bahan baku EV Battery, pada bulan November 2022, ANTAM menandatangani Framework Agreement dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd. (CNGR) terkait pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai. Dalam Framework Agreement tersebut, ANTAM melalui anak perusahaannya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) yang dimiliki oleh CNGR dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nikel matte.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.(RA)