JAKARTA – PT PLN (Persero) mencetak laba bersih Rp4,2 triliun pada kuartal I 2019 dibanding periode yang sama 2018 yang merugi Rp6,49 triliun. Kinerja keuangan PLN yang positif ditopang pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan efisiensi operasi.

Djoko R Abumanan, Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN, mengatakan pada kuartal I 2019 penjualan tenaga listrik meningkat sebesar Rp3,8 triliun atau 6,11%. “Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year),” kata Djoko di Jakarta, Selasa (25/6).

Kenaikan konsumsi listrik didominasi pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yaitu sebesar 6,76% atau 10.613 GWh (Giga Watt Hour). Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit.

PLN terus melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan tetap terjaga. Dampak positif tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya efisiensi seperti pengurangan konsumsi BBM, dan pengurangan biaya sewa beberapa pembangkit. Serta peningkatan efisiensi operasi pembangkit, sehingga konsumsi energi per kWh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat ditekan. PLN juga melakukan zonasi untuk menghemat ongkos transportasi batu bara.

Menurut Djoko, dengan beroperasinya Gardu Induk (GI), khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN berhasil menghemat Rp667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.

Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu Kilo Liter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp. 11.058/liter menjadi Rp. 8.835/liter di Triwulan I 2019. “Disamping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 183 miliar,” ungkap Djoko.

Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price).

“Peningkatan laba di triwulan I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga Rp10,6 triliunĀ  dibanding kuartal I tahun lalu.” kata Djoko.(RI)