JAKARTA – Volume penyaluran gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke konsumen selama kuartal I 2019 turun menjadi 919 BBTUD dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 953 BBTUD.

Danny Praditya, Direktur Komersial PGN mengatakan penurunan volume penjualan gas PGN akibat masalah pasokan gas dari hulu yang mengalami beberapa gangguan. Beberapa wilayah yang pasokan gas ke PGN turun di antaranya adalah Jawa Timur.

Gangguan pasokan gas tidak hanya dirasakan di awal tahun,  tapi sepanjang kuartal I 2019 dan diproyeksikan akan berlanjut di kuartal II 2019.

“Capaian kinerja kuartal I, itu ada sedikit penurunan (volume penjualan gas). Beberapa kendala dari sisi hulu, di Jawa Timur ada berberapa gangguan pada Januari, Februari dan Mei akan ada gangguan,” kata Danny dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/4).

Meski turun Danny masih meyakini PGN masih bisa mengejar target penjualan di Rencana Kerja Anngaran Perusahaan (RKAP) sebesar 965 BBTUD.

Februari lalu, pasokan gas dari Conoco Phillips di Blok Corridor mengalami penurunan karena adanya plan shutdown atau perawatan fasilitas produksi. Kemudian pasokan gas dari Jawa Timur juga mengalami gangguan, dimana gasnya dipasok dari Husky CNOOC Madura Limited (HCML).

Menurut Danny, PGN sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mengatasi masalah tersebut agar target yang sudah dicanangkan perusahaan masih bisa tercapai.

Langkah yang disiapkan adalah dengan menggunakan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Mitigasi di Jawa Timur untuk jaga pasokan, akan ada receiveing LNG di Jatim untuk mitigasi,” ujar Danny.

​PGN sebenarnya juga sudah mendapatkan komitmen baru pasokan gas dari Santos Pty Ltd yang mengelola lapangan Meliwis (Madura Offshore).

Sumber penyediaan gas dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) berasal dari Wilayah Kerja Penjual dari Lapangan Meliwis. Jumlah kontrak harian sejumlah 20,3 BBTUD dengan periode kontrak sejak 2020 sampai dengan Agustus 2023.(RI)