JAKARTA – Konsumsi gas PT PLN (Persero) untuk pembangkit listrik pada tahun ini diproyeksi tidak optimal. Dampaknya, jumlah uncommitted gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) lebih besar dibanding serapan PLN.

Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan ada 11 kargo LNG yang tidak diserap PLN dari total 17 kargo yang disiapkan.

“Kami sudah bermitra dengan PLN untuk menyediakan LNG sebesar 17 kargo. Nah sampai Februari terserap enam kargo dan uncommitted 11 kargo,” kata Arief di Jakarta, Kamis (9/5).

Seluruh LNG tersebut adalah hasil pengolahan dari kilang LNG di Bontang. Nantinya mau tidak mau LNG tersebut akan dijual ke pasar spot agar tetap mendapatkan keuntungan dari produksi LNG tersebut.

“Ada kemungkinan kami harus segera jual, walau harga saat ini agak drop dibanding Desember,” kata Arief.

Namun demikian SKK Migas tetap akan melakukan beberapa pertemuan dengan PT Pertamina (Persero) dan PLN untuk memastikan kebutuhan LNG di dalam negeri.

Sukandar, Wakil Kepala SKK Migas,  mengatakan tidak akan sulit untuk menjual LNG di pasar spot. Puluhan kargo LNG setiap hari bisa terjual di pasar spot. Peningkatan kebutuhan gas diperkirakan baru akan terjadi menjelang akhir tahun dan saat harga LNG kembali merangkak naik.

“Setiap hari pasar di Asia, ada 20 kargo, bid and over. Ini bukan sesuatu yang sulit. Saat winter, cargo spot akan bagus, karena harga mahal dan lebih gampang,” kata Sukandar.

SKK Migas sebelumnya juga sudah memprediksi akan ada penurunan ekspor LNG seiring dengan penurunan produksi LNG akibat dari menurunnya produksi gas dari beberapa lapangan gas di Indonesia.

Pada tahun ini produksi LNG yang berasal dari dua fasilitas pengolahan gas utama yaitu Bontang dan Tangguh mencapai 252 kargo, dimana 67 kargo di antaranya akan diserap untuk kebutuhan dalam negeri dan 185 kargo lainnya akan diekspor.

Kilang Bontang untuk tahun ini ditargetkan mampu memproduksi sebanyak 132 kargo dengan 93 kargo akan diekspor. Sisanya, 39 kargo diperuntukkan untuk kebutuhan domestik.

Selain Bontang, Kilang Tangguh ditargetkan memproduksi sebanyak 120 kargo. Sebanyak 28 kargo untuk domestik dan 92 kargo untuk ekspor.(RI)