JAKARTA – Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, memanggil Menteri Energi dan Sumbe Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menjadi kontributor terbesar produksi migas nasional seperti PT Pertamina (Persero), PT Chevron Pacific Indonesia, Exxonmobil, ConocoPhillips, Repsol, BP, hingga PT Total E&P Indonesie.

Pemerintah kata Luhut mendorong para KKKS untuk segera mempercepat pelaksanaan program Enhance Oil Recovery (EOR) atau produksi minyak lanjutan.

“Saya minta pada mereka untuk segera membuat planning, bagaimana menggunakan EOR untuk meningkatkan bisa satu juta lagi produksi kita untuk beberapa tahun kedepan,” kata Luhut di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (2/12).

Menurut Luhut, berdasarkan laporan para KKKS ada potensi peningkatan produksi di berbagai blok migas yang menerapkan EOR. Berdasarkan perkiraan awal ada 1,6 miliar cadangan minyak yang bisa diproduksikan melalui metode EOR.

“Jadi kami identifikasi sumur-sumur yang kecil yang EOR-nya bisa 5 ribu barel, 10 ribu barel, 20 ribu barel dan dikumpulkan. Itu bisa karena masih ada 1,6 miliar barel yang bisa dilakukan EOR,” ujarnya.

Luhut meminta para perusahaan untuk kembali mengidentifikasi blok dan lapangan mana saja yang paling pas untuk diterapkan EOR, sehingga seluruh perusahaan harus lakukan EOR tidak hanya satu dua perusahaan. “Nanti 25 Januari kami akan kumpul lagi dengan data apa program yang sudah jelas,” tukas Luhut.

Salah satu perusahaan yang menjadi sorotan untuk segera dilakukan EOR adalah Pertamina. Manajemen Pertamina sudah menyatakan komitmennya untuk segera mengimplementasikan secara maksimal. Saat ini Pertamina masih melakukan beberapa study dan pilot project di beberapa sumurnya, seperti di Pertamina EP, di Lapangan Tanjung dan Sukowati.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan selain Pertamina ada potensi EOR yang bisa ditetrapkan di wilayah lainnya seperti di Blok Rokan yang juga akan segera dikelola Pertamina, kemudian di blok Rimau yang saat ini masih dikelola oleh Medco.

Selain itu pemerintah juga meminta para pelaku usaha untuk bisa berinisiatif dalam berinvestasi EOR termasuk jika memang diperlukan insentif. ” Pak menteri (Luhut) pengennya sumur mana aja, di lapangan mana saja, programnya apa dan kendalanya apa. Nah itu siapa yang melakukan nanti dilaporkan lagi tanggal 25,” kata Djoko.(RI)