JAKARTA – PT Pertamina (Persero) terpaksa melakukan shutdown menyusul terbakarnya empat tangki di komplek kilang Balongan pada Senin dini hari (29/3). Konsekuensi dari dimatikannya kilang tersebut adalah berhentinya produksi BBM. Kilang Balongan selama ini menjadi pemasok utama BBM untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya serta wilayah Cikampek.

Mulyono, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, mengatakan pemadaman api diperkirakan akan selesai sekitar 4-5 hari. Setelah itu baru kilang bisa beroperasi lagi untuk memproduksi BBM. Namun Pertamina memastikan pasokan BBM yang berhenti dari kilang Balongan langsung bisa digantikan dari beberapa fasilitas Pertamina lainnya, sehingga tidak akan terjadi kelangkaan BBM.

“Sambil menunggu pemadaman, kayaknya 4-5 hari. Kira-kira kehilangan produksi 400 ribu barel. Itu akan di-supply dari kilang Cilacap. Ini bisa dinaikkan produksinya 300 ribu barel. TPPI juga bisa sampai 500 ribu barel. Bisa pakai kapal dari Tanjung Priok, lalu yang lain bisa dari Terminal BBM Balongan,” ungkap Mulyono.

Saat ini stok nasional BBM untuk gasoline mencapai 10,5 juta barel yang cukup untuk 27-28 hari.

“Pemakaian per hari nasional itu 62,5 ribu Kilo Liter (KL) per day. Solar juga tersedia 8,8 juta barel. Ini juga cukup untuk sekitar 20 hari kedepan. Avtur juga sangat cukup 3,2 juta barel atau 74 hari konsumsi. Jadi, tidak ada kelangkaan. Stok banyak,” kata Mulyono.

Mas’ud Khamid, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, subholding Commercial and Trading Pertamina, menyatakan selain BBM, pasokan LPG juga dipastikan tidak akan terganggu akibat dimatikannya sementara kilang Balongan.

“Ada di 16,89 hari untuk LPG. Rata-rata normal di 17 hari, artinya stok kita cukup aman,” kata dia.

Selanjutnya ada tiga bandara yang disuplai avturnya dari kilang Balongan, yakni bandara Husen Sastranegara di Bandung, Halim Perdanakusuma, Jakarta serta bandara Ahmad Yani di Semarang.

“Halim disuplai dari Soekarno Hatta, suplai cukup dan kebutuhan enggak terlalu besar. Untuk Ahmad Yani kami suplai dari Rewulu. Untuk bandara di Yogyakarta 100% kami suplai dari Cilacap,” kata Mas’ud.

Kilang Pertamina Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang yang dimiliki PT Pertamina (Persero) dengan kapasitas 125 ribu barel per hari

Kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) dan Naphtha menjadi produk BBM (Bahan Bakar Minyak), seperti produk Premium dan Solar; BBK (Bahan Bakar Khusus), seperti produk Pertamax, Pertamax Turbo, dan Avtur; NBBM (Non Bahan Bakar Minyak), seperti LPG dan Propylene dan produk lain seperti HOMC (High Octane Mogas Component) dan Decant Oil.(RI)