JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memastikan Refinery Development Masterplan Program (RDMP) kilang Cilacap berjalan sesuai rencana, termasuk kerja sama dengan Saudi Aramco yang menjadi mitra strategis. Pertamina-Saudi Aramco akan membentuk perusahaan patungan untuk pengembangan kilang dengan komposisi saham 55:45.

Rachmad Hardadi, Direktur Pengolahan Pertamina, menegaskan mitra Pertamina masih menyanggupi untuk menjalankan proyek sesuai dengan kesepakatan awal.
“Kemarin pas kita makan siang dengan pimpinan Saudi Aramco tetap di angka 55:45. Dari sinyal yang mereka katakan. Mereka tetap,” ujar Rachmad di Jakarta, Senin (3/10).

Kilang Cilacap merupakan salah satu dari empat kilang Pertamina yang direvitalisasi melalui RDMP. Tiga kilang lainnya adalah kilang Balikpapan, Dumai dan Balongan. Program pengembangan kilang merupakan upaya untuk menjamin ketahanan energi nasional.
Pengembangan Kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2022. Pertamina menargetkan penandatanganan joint venture dengan Saudi Aramco bisa dilakukan pada akhir 2016.

Proyek pengembangan yang dilakukan akan menambah kapasitas produksi Kilang Cilacap hingga 370 ribu barel per hari (bph), dari kapasitas saat ini sebesar 300 ribu bph. Selain itu, kompleksitas produksi kilang juga akan semakin meningkat dan menghasilkan produk bahan bakar minyak (BBM) dengan standar Euro 5.
Lebih lanjut Rachmad menjelaskan saat ini pengembangan kilang Cilacap memasuki tahapan BED atau Basic Engineering Design yang nantinya juga akan menggunakan tenaga lokal dalam pengembangannya. 
“Sekarang dalam tahapan BED. Kemarin, ada 120 engineer yang dikirim untuk kerja sama. Selain kerja sama ya transfer teknologi,” kata dia.(RI)