JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serius untuk bisa segera mengembangkan gas di Blok Sakakemang yang temuan potensi cadangannya baru-baru ini menjadi salah satu temuan gas terbesar di dunia dalam dua tahun terakhir.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan Blok Sakakemang menyimpan potensi cadangan gas baru yang cukup besar diperkirakan mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF). Cadangan tersebut berada di Sumur Kaliberau Dalam (KBD) 2x yang berlokasi di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Itu menjadi sumur eksplorasi kedua Repsol di Blok Sakakemang.

Arcandra sendiri langsung membahas rencana percepatan pengembangan blok Sakakemang hingga dengan produksi gas pertama di sana dengan para pimpinan pusat Repsol selaku operator Blok Sakakemang.

“Kami bersyukur dan gembira bahwa Repsol memiliki komitmen untuk mempercepat produksi migas di Sakakemang dari 5 tahun menjadi kurang dari tiga tahun. Pemerintah akan memberikan dukungan penuh agar upaya ini dapat terwujud,” kata Arcandra Tahar melalui keterangan resmi dari Madrid, Spanyol, Jumat (26/4).

Untuk di Indonesia, penemuan cadangan di Blok Sakakemang merupakan yang terbesar dalam 18 tahun terakhir saat cadangan migas ditemukan di Blok Cepu.

Sementara untuk tingkat dunia gas di Sakakemang terbesar nomor empat setelah Calypso 1 di Siprus, Obskaya Sevemaya 1 yang berada di Rusia, kemudian 1-STAT-010A-SPS di Brazil pada periode 2018-2019.

Menurut Arcandra, percepatan produksi gas Blok Sakakemang akan semakin memperkuat neraca gas di Indonesia. Apalagi secara geografis lokasi Sakakemang berdekatan dengan Blok Corridor yang sudah matang infrastrukturnya. Sehingga dimungkinkan untuk optimalisasi infrastruktur yang sudah ada untuk mendukug produksi di Sakakemang.

“Pemerintah akan terus berupaya, melakukan inisatif-inisiatif yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi gas nasional. Sehingga kekhawatiran bahwa Indonesia akan impor gas bumi dalam beberapa tahun ke depan tidak terbukti,” tegas Arcandra Tahar.

Repsol tidak sendiri di Sakakemang karena ada dua kontraktor lain yang menjadi mitra yakni Petronas melalui anak perusahaannya, PC Sakakemang BV bersama Mitsui Oil Exploration Co. Ltd.

Saat ini Repsol mengelola 4 wilayah kerja eksplorasi, yakni East Jabung, Sakakemang, South East Jabung, dan Andaman 3. Serta 1 wilayah kerja produksi sebagai nonoperator partner.

Blok Sakakemang sebenarnya bukanlah blok yang didapatkan Repsol melalui proses tender yang biasa dilakukan pemerintah, melainkan blok yang dulu dikelola oleh Talisman. Akan tetapi aksi korporasi pembelian Talisman pada tahun 2015 oleh Repsol membuat blok Sakakemang otomatis menjadi bagian dari akuisisi.

Sejak itu Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi, dan pada 2018 memutuskan untuk melakukan pengeboran ke-2 di dalam Blok Sakakemang.

Kementerian ESDM sendiri menargetkan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) blok Sakakemang baru bisa dikaji dan disetujui pada tahun depan.

Arcandra sebelumnya menegaskan bahwa kontraktor masih harus melakukan beberapa kegiatan termasuk satu kali pengeboran untuk memastikan jumlah cadangan yang sudah ditemukan, sementara dari sisi non teknis pemerintah akan mendorong percepatan berbagai syarat administrasi.

“Mereka akan ngebor satu lagi. Continue reserve, mereka butuh satu well (sumur) lagi. Baru setelah itu mereka ngajukan PoD. Mungkin baru selesai bor satu sumur itu akhir tahun ini kayaknya. Baru setelah itu mereka 2020 mengajukan PoD,” kata Arcandra.(RI)