TARAKAN – Pertamina EP Tarakan Field Zona 10 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina menerapkan inovasi Green Environmental Oil Pump Installation (Gempi) di Struktur Pamusian sebagai upaya menahan laju penurunan produksi sekaligus berusaha untuk menurunkan emisi karbon serta meningkatkan produksi minyak dan gas di Tarakan Field.

Metode Gempi ini merupakan inovasi dari perwira Pertamina Tarakan Field yang sejalan dengan komitmen ESG Pertamina untuk Nett Zero Emission pada 2060 melalui  reaktivasi sumur dengan artificial lift low power consumption lewat memanfaatkan solar panel. “Setelah sebelumnya melakukan pemetaan akar permasalahan dimana didapati bahwa banyak sumur suspend yang tidak terjamah dengan sumber listrik konvensional,” ujar Isrianto Kurniawan, Tarakan Field Manager, di Tarakan, Rabu (18/10).

Isrianto yang akrab disapa Iwan menambahkan bahwa sebelumnya Tarakan Field memenuhi kebutuhan energi pompa sumur dari sumber energi listrik konvensional melalui power plant.  Di Struktur Pamusian sendiri memiliki 58 sumur aktif dan 1.000 sumur suspend yang tersebar. Reaktivasi masih menggunakan artificial lift dengan power yang tinggi padahal kapasitas pembangkit terbatas dan tidak ada jaringan listrik tegangan rendah di sekitar sumur yang akan dilakukan reaktivasi. Jika masalah itu tidak diselesaikan maka ada potensi kehilangan produksi minyak (loss production opportunity/LPO) mencapai 47.106 barel minyak.

Inovasi ini telah disampaikan pada forum Focus Group Discussion (FGD) Proper Field Tarakan terkait rencana pengurangan emisi dan inovasi pemanfaatan energi terbarukan. Metode Gempi juga telah disosialisasikan di internal Pertamina Tarakan Field, Zona 10 mmelalui Forum CIPPDCAII dan Seleksi Zona 10, serta forum Regional 3 PHI dimana Metode Genpi masuk kedalam Recovery Plan Tarakan Field ke SKK Migas.

Reaktivasi sumur suspend merupakan kegiatan melakukan pembukaan (re-opening) sumur–sumur lama yang telah ditinggalkan dengan menggunakan rig tanpa melakukan intervensi reservoir (perforasi, water shut-off, reparasi, dan sebagainya). Tipe pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan pembersihan lubang sumur dan pemasangan pompa agar dapat diproduksikan. “Berdasarkan kondisi tersebut, kami melakukan kajian dan menemukan solusi terbaik, bahwa energy solar cell memiliki kemampuan untuk menghidupkan pompa sumur minyak, dengan biaya yang sangat efisien yaitu mencapai Rp55 juta untuk satu rangkaian solar system,” ujar Iwan.

Sejak Juni 2022, Tarakan Field melakukan pilot project di Struktur Pamusian, tepatnya  sumur PAM-116, yang terletak di wilayah Kelurahan Kampung Satu, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara dengan hasil yang cukup memuaskan.

Sumur PAM-116 mampu beroperasi secara normal seoanjang hari dengan recovery rate produksi minyak mencapai 4 barel per hari (BOEPD). Hal ini menunjukkan bahwa inovasi ini sangat bermanfaat bagi operasi Tarakan Field.

“Melalui inovasi dengan pendekatan low effort high impact ini memberi semangat bagi kami untuk mereplikasi metode ini ke sumur suspend lainnya yang memiliki karakter sumur yang sama dengan sumur PAM-116,” jelas Iwan.

Selain itu, Iwan menuturkan dengan penggunaan panel surya sebagai sumber listrik untuk pompa sumur berdampak positif terhadap penurunan emisi. Karena kebutuhan sumber listrik untuk satu sumur hanya di bawah 1 Kilowatt sehingga emisi yang dihasilkan menurun drastis. Cost efisiensi mampu mengeliminasi biaya investasi jaringan kelistrikan dan sewa/investasi conventional lifting sebesar Rp1,2 milliar/sumur.

“Saat ini produksi minyak Tarakan Field berkisar di angka 1.920 BOPD dan produksi gas mencapai 2.2 MMSCFD. Harapan kami inovasi di Sumur Pamusian PAM-116 ini dapat menambah produksi migas di Tarakan Field guna mendukung target SKK Migas 1 juta barel. Dan sejalan dengan semangat perusahaan dalam menerapkan Environment Social Governance (ESG) dalam menjalankan operasi yang berwawasan lingkungan,” katanya.

Djudjuwanto, General Manager Zona 10 menambahkan pada 2022 ini akan ada dua sumur yang diaplikasikan metode Gempi. “Saat ini sedang ada penjajakan dengan PT Pertamina Power Indonesia untuk dapat mengembangkan metode ini agar bisa diimplementasikan ke seluruh sumur Pertamina di Indonesia terutama yang memiliki karakteristik sumur dan geografis yang hampir sama,” katanya.(*)