JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui subholdingnya Pertamina International Shipping (PIS) menargetkan bisa merambah bisnis perkapakan internasional. Manajemen mencanangkan PIS bisa menjadi perusahaan perkapalan ternama, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Beberapa strategi untuk mencapai target tersebut siap dijalankan manajemen.

Erry Widiastono, Direktur Utama PIS, mengatakan bisnis PIS saat ini tidak hanya terbatas pada pengapalan bahan bakar minyak (BBM) dengan bergabungnya PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) di bawah Subholding Shipping dengan mengimbrengkan kapal serta mengalihkan pengelolaan enam terminal BBM ke PIS. Seluruh langkah ini menjadikan PIS sebagai perusahaan logistik maritim terintegrasi (Integrated Marine Logistic Company) sehingga PIS kini juga terjun dalam bidang jasa maritim.

“Memang memerlukan strategi khusus untuk ke sana, untuk bisa mencapai harapan-harapan yang ingin dicapai. Tapi dengan kekompakan dan semangat yang dimiliki para Perwira di PIS yang didukung oleh para Perwira Pertamina di Holding dan Subholding lainnya, kami yakin sanggup menjangkau mimpi kami,” kata Erry, Senin (25/5).

Adanya Integrated Marine Logistic Company disebutnya sebagai suatu kebutuhan mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan adanya sistem logistik yang terpadu nantinya dapat diperoleh efisiensi pola suplai BBM dan gas di Indonesia.

Erry mengatakan kemampuan armada kapal PIS saat ini terdiri sekitar 750 kapal, mulai dari kapal tanker minyak ukuran besar (Very Large Crude Carrier/VLCC) sampai kapal tug boat yang melayani kapal-kapal di pelabuhan. Sekitar 539 kapal diantaranya adalah kapal milik, termasuk dua unit VLCC baru, serta 71 kapal tanker Pertamina dan 162 kapal PTK yang diinbrengkan ke PIS.

Selain itu juga ada enam terminal storage terdiri dari Terminal BBM Pulau Sambu dengan kapasitas 311.072 kiloliter (KL), Terminal Tanjung Uban dengan kapasitas penyimpanan BBM 319.641 KL dan LPG 93 ribu metrik ton, Terminal BBM Kotabaru 64.217 KL, Terminal BBM Bau-bau 103 ribu KL, serta Terminal LPG Tanjung Sekong 98 ribu MT.

“Yang baru adalah penambahan dari enam terminal storage BBM,” ujarnya.

PIS telah menyusun tiga fokus yang akan dijalankan untuk menjadi pemain regional. Pertama, fokus untuk kapitalisasi core Pertamina dengan menekankan pada integrasi PIS dengan anak perusahaan Pertamina lainnya. Kedua, fokus untuk menjadi perusahaan logistik terintegrasi di Indonesia. Terakhir, fokus untuk menjadi perusahaan transportasi energi yang berkelanjutan dan terkemuka di wilayah regional.

Saat ini, bisnis perkapalan PIS sendiri mencakup free on board (FOB) kargo impor, sewa kapal, dan FOB cargo lube base oil, terutama untuk pasar domestik dan regional di Asia Tenggara. Sedangkan bisnis maritim PIS meliputi jasa penunjang operasi maritim, penyediaan tenaga kerja di pelabuhan, jasa kepelabuhanan, dan keagenan kapal.

“Kami tidak hanya berperan di domestik saja, tapi juga kami berharap menjadi sebuah company yang bisa berperan di region Asia Pasifik. Ini tidak mudah, memang memerlukan strategi khusus untuk kesana untuk bisa mencapai harapan-harapan yang ingin dicapai,” kata Erry.(RI)