TANGERANG – PT Pertamina (Persero), ExxonMobil serta Korea National Oil Corporation (KNOC), perusahan migas asal Korea Selatan teken frame work agreement untuk mengkaji penerapan Carbon Capture Storage (CCS) Hub Development di wilayah Sunda Asri. Ini merupakan langkah maju pengembangan CCS di Indonesia karena sudah ada titik terang siapa yang akan menjadi pelanggan (emitter) storage yang dimiliki oleh Pertamina.

“Iya (yang injeksikan ke Sunda Asri), KNOC sebagai emitter,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina setelah penandatanganan disela IPA Convex 2024, Rabu (15/5).

Pertamina kata Nicke menawarkan konsep mulai dari penangkapan karbon kemudian transportasi dan injeksi CO2. “Karena kita yang memiliki konsesi di blok tersebut tapi ini perlu ijin dari pemerintah karena itu ada ijin tersendiri,” ujar Nicke.

KNOC memang tengah mencari storage untuk menyimpan CO2-nya. Exxon sendiri bertindak sebagai pemiliki teknologi sementara Pertamina adalah pihak yang dipercaya pemerintah (perwakilan negara) dalam pengelolaan emisi karbon di dalam reservoir antar negara.

Pertamina menargetkan Final Invesment Decision (FID) proyek ini ditargetkan bisa disetujui pada tahun 2026. Pemerintah diminta segera merampungkan aturan turunan tentang CCS seperti yang dijanjikan sebelumnya.