JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk (ABMM) menyetujui membagikan dividen sebesar US$50 juta.

Hans C Manoe, Direktur ABMM, menyebutkan jumlah dividen tersebut lebih rendah dari sebelumnya.
“Kita hindari short term profit obsession dan berhati-hati saat membagikan dividen. Dividen tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, karena mempertimbangkan berbagai hal dan sebagai upaya untuk sustain,” ujarnya, usai RUPST, di Jakarta Rabu (15/5/2024).

Sepanjang tahun 2023 ABMM mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai US$1,49 miliar, naik 3,2% dari tahun sebelumnya, dengan markin laba bersih yang diraih sebesar 19,36%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 18,67%. Laaba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$289,0 juta atau naik 7,07 % dari tahun sebelumnya sebesar US$269,91 miliar. Sedangkan total ekuitas mencapai US$758.93 juta atau tumbuh 22,9 % dibandingkan 2022 yang berkisar US$617.5 juta.

Hans mengungkapkan sepanjang tahun ini ABMM fokus pada bisnis batu bara dengan tidak menutup kemungkinan mencoba peluang bisnis lainnya.

“Kita akan melihat semua potensi bisnis. Kita ada energi terbarukan biogas di Kalimantan. Akan lihat peluang untuk masuk di energi terbarukan lainnya.
Fokus sekarang adalah mengurangi hutang, tinggal 2 tahun lagi Agustus 2026 akan pertimbangkan refinance atau tidak. Ke depan akan meningkatkan operasional kontraktor pertambangan melalui Cipta Kridatama (CK) dengan digitalisasi. 100% kita menggunajan produk Caterpillar, ini yang membuat CK bisa berkompetisi,” ujar Hans.

ABM Investama memiliki beberapa anak usaha, yakni PT Reswara Minergi Hartama, PT Cipta Kridatama (CK), PT Cipta Krida Bahari (CKB), PT Sanggar Sarana Baja (SSB), PT Anzara Janitra Nusantara (AJN), dan PT Prima Wiguna Parama (PWP).