JAKARTA – Langkah maju pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) bakal makin terlihat dengan adanya penandatanganan Frame Work Agreement yang melibatkan tiga perusahaan besar sekaligus yaitu PT Pertamina (Persero), ExxonMobil serta Korea National Oil Corporation (KNOC), perusahan migas asal Korea Selatan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Dunia Energi, ketiganya akan menandatangani perjanjian untuk mengakaji kerjasama implementasi CCS di area Sunda Asri yang selama ini diketahui menjadi area kerja sama antara Pertamina dan Exxon. Penandatanganan akan dilakukan disela pelaksanaan Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition 2024 di ICE BSD, Tangerang.

KNOC sendiri rencananya akan bertindak sebagai konsumen CCS storage yanf dimiliki Pertamina. Perusahaan asal negeri gingseng itu tengah mencari storage untuk menyimpan CO2-nya. Exxon sendiri bertindak sebagai pemiliki teknologi sementara Pertamina adalah pihak yang dipercaya pemerintah (perwakilan negara) dalam pengelolaan emisi karbon di dalam reservoir.

Sebelumnya Pertamina menargetkan Final Invesment Decision (FID) proyek ini ditargetkan bisa disetujui pada tahun 2026. Pemerintah diminta segera merampungkan aturan turunan tentang CCS seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Wiko Migantoro, Wakil Direktur Utama Pertamina, pernah menyebut bahwa target FID pada 2026 harus dibarengi dengan beberapa syarat, misalnya dari sisi demand dan kapasitas storage. Semua syarat tersebut sampai sejauh ini masih dibahas.

“FID diharapkan mungkin 2026 awal di situ semua sudah settle mengenai appraising, demand, dan kapasitas storage,” kata Wiko saat menghadiri pemboran sumur di Banyu Urip beberapa pekan lalu .