JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) baru saja melakukan injeksi CO2 ke dalam reservoir migas di lapangan Jatibarang. Setelah itu beberapa lapangan migas juga segera diinjeksikan.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan injeksi CO2 untuk EOR/EGR rencananya akan dilakukan di berbagai lapangan migas yang memiliki potensi dekarbonisasi. Lapangan migas Sukowati merupakan salah satu lapangan yang potensial untuk injeksi CO2.

“Lapangan Sukowati merupakan one of the best candidate untuk pilot injeksi CO2. Sukowati tekanannya lebih tinggi, tidak sekomplek di Lapangan Jatibarang,” ungkap Tutuka (31/10).

Selain Lapangan Sukowati, lapangan migas lainnya yang dibidik untuk injeksi CO2 adalah Gundih, Ramba Subang, Akasia Bagus dan Betung. Lapangan-lapangan tersebut dikelola Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan potensi dekarbonisasi di kisaran 15 juta ton carbon equivalen.

Untuk kawasan Asia Tenggara, injeksi CO2 juga dilakukan di Rang Dong – Vietnam dan cukup berhasil. Peningkatan produksi yang diperoleh sekitar 1,5 kali. “Injeksinya seperti ini juga, satu sumur dan bisa naik (produksinya) 1,5 kali. Dia lebih susah pengadaan CO2-nya, tapi berhasil naik 1,5 kali lipat,” jelas Tutuka.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan Lemigas Kementerian ESDM dan studi lainnya, Indonesia memiliki potensi storage sekitar 2 Giga Ton CO2 pada depleted reservoir migas yang tersebar pada beberapa area dan sekitar 10 Giga Ton CO2 pada saline aquifer di West Java dan South Sumatera Basin. Hasil kajian lain yang dilakukan oleh ExxonMobil memperkirakan potensi storage jauh lebih besar yaitu sekitar 80 Giga Ton CO2 pada saline aquifer, sementara dari hasil kajian Rystad Energy memperkirakan lebih dari 400 Giga Ton CO2 pada reservoir migas dan saline aquifer Indonesia.

Untuk mengeksplor lebih lanjut, saat ini Ditjen Migas sedang menyiapkan tim untuk memetakan potensi potensi kapasitas CO2 storage di Indonesia yang nantinya akan melibatkan berbagai pihak termasuk SKK Migas dan Pertamina.