JAKARTA – Indonesia kembali mendapatkan bantuan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Kali ini bantuan diperoleh dari Inggris melalui Dana Kemakmuran (Prosperity Fund) untuk Energi Terbarukan Indonesia dan Dana Kemakmuran untuk Energi Rendah Karbon ASEAN.
Ego Syahrial, Sekretaris Jendral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan dengan adanya bantuan maka Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia Timur yang diyakini mampu memicu pertumbuhan ekonomi.
“Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia Timur. Saya percaya meskipun dilakukan dalam skala kecil, hal itu merupakan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan memicu pertumbuhan ekonomi,” kata Ego usai menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah Inggris di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (20/2).
Moazzam Malik, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi EBT sangat besar mulai dari angin, matahari sampai energi laut. Karena itu, bantuan yang diberikan pun diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas EBT akan tetapi juga mengurangi kemiskinan dengan adanya akses ke energi.
Dalam kerja sama kali ini, pemerintah Inggris akan menggeontorkan sejumlah dana yang bisa bermanfaat untuk membangun proyek EBT sebagai percontohan. Fokus utama proyek tersebut akan dikerjakan di wilayah Indonesia Timur, salah satunya di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
“Untuk kerja sama yang ditandatangani hari ini pemerintah Inggris ingin tawarkan 15 juta poundsterling atau Rp 270 miliar, berfokus pada teknikal sistem dan akan investasi di proyek percontohan, tapi ini untuk menarik modal investor ke EBT indonesia,” papar Moazzam.
Ego berharap kerja sama dengan Inggris bisa membantu pengembangan energi terbarukan di Indonesia, yang belakangan ini telah terdapat kemajuan yang cukup signifikan.
“Hingga akhir 2018, kapasitas terpasang panas bumi sudah mencapai 1.948.5 MW, kapasitas terpasang dari PLTB Sidrap sebesar 75 MW, dan kontribusi dari Pembangkit Listrik Bioenergi adalah sekitar 1,858,5 MW. Saat ini kami sedang mempersiapkan PLTB Jeneponto dengan kapasitas 72 MW agar dapat segera beroperasi,” ungkap Ego.
Dia menambahkan bahwa pihaknya ingin kerja sama ini dapat memberikan output yang nyata, yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
“Saya berharap kerja sama ini dapat menciptakan sesuatu yang nyata, seperti proyek EBT yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” tegas Ego.(RI)
Berikut poin kerja sama EBT antara Indonesia dan Inggris :
1. Program pengembangan EBT guna mendorong investasi sektor swasta dalam meningkatkan pangsa pembangkit energi terbarukan, dalam bentuk pilot project.
2. Bantuan teknis dalam fasilitasi pembiayaan infrastruktur energi terbarukan, dengan fokus pada Indonesia Timur.
3. Penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia Timur.
4. Mendorong kerja sama internasional dan domestik untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, inovasi dan praktik dalam pengembangan energi terbarukan. (DKD).(RI)
Komentar Terbaru