JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT Indonesia Power,  tengah menyiapkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dengan memanfaatkan wilayah bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling.

Ahsin Sidqi, Pelaksana Tugas Direktur Utama Indonesia Power, menjelaskan rencananya untuk tahap I PLTS terapung akan memiliki kapasitas mencapai 90 Megawatt (MW). Dia bahkan yakin pembangunan PLTS terapung Saguling bisa lebih cepat dari PLTS terapung Cirata yang sebenarnya memang terlebih dulu direncanakan dibangun oleh anak usaha PLN lainnya, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).

Salah satu faktor bisa dipercepatnya PLTS terapung Saguling adalah sudah tersedianya transimis listrik.

“Coba lihat ini transmisi sudah siap untuk langsung kita bikin solar cell disekitar sini. Yang jadi sanagt mahal itu kan salah satunya transmisi. Kelihatannya nanti Cirata sama kita mudah-mudahan duluan kam, skalanya juga sama kan,” kata Ahsin ditemui du komplek PLTA Rajamandala, Cianjur, Sabtu (17/8).

Dia menjelaskan skema pembangunan PLTS terapung Saguling akan seperti PLTA Rajamandala yang dibangun Indonesia Power, alias bekerja sama dengan mitra. “Yang penting bagaimana menarik bagi investor karena kami juga tidak sendiri. Yang jelas mayoritas sahamnya seperti rajamandala ini, 51% sahamnya punya Indonesia Power. Partnernya 49%,” jelas dia

Selain memanfaatkan waduk yang ada di PLTA Saguling. Indonesia Power juga akan memanfaatkan lahan yang masih tersedia cukuo luas disekitar area PLTA Rajamandala. Menurutnya dengan menggunakan PLTS maka Indonesia Power memiliki fleksibilitas dalam penggunaan bahan baku energi untuk memproduksi listrik. “Kita bsia gunakan ketika ini terbatas airnya di siang hari, kita masuk grid itu dengan solar cell, kita malam hari jalan kan sebagai hydro. Jadi ini namanya smart grid, hybrid,” jelas Ahsin.

Sampai saat ini rencana pengembangan PLTS terapung oleh PLN belum juga terealisasi. Salah satu rencana pertama adalah PLTS terapung Cirata yang sekarang masih dalam proses tender untuk menentukan mitra usaha.

Rencananya proyek PLTS terapung dibangun dengan kapasitas terbesar di Indonesia dengan rencana kapasitas 145 MW. Kapasitas ini sebenarnya sudah direvisi dari rencana awal sebesar 200 MW. Jika pemenang sudah ditetapkan maka pekerjaan konstruksi ditargetkan selesai dalam dua tahun. (RI)