JAKARTA – Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun, mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022. Terdapat tiga topik utama yang dibahas G20 tahun ini yaitu Sistem Kesehatan Dunia, Transformasi Ekonomi dan Digital dan Transisi Energi.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan untuk topik transisi energi, Indonesia akan mengusulkan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) menjadi salah satu proyek kerja sama dalam G20.

“Program CCUS dalam G20 menunjukkan keseriusan negara kita dalam menjaga lingkungan. Ini merupakan salah satu konsekuensi sebagai negara yang telah meratifikasi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim,” kata Tutuka (26/1).

Agar CCUS dapat menjadi salah satu proyek kerja sama di G20, Indonesia kata Tutuka harus menjalin kerja sama multilateral dengan anggota G20 lainnya se Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa.

“Indonesia memang telah menjalin kerja sama dengan Jepang. Tapi itu tidak cukup. Diperlukan kerja sama dengan negara-negara lain agar skalanya lebih besar,” ungkap Tutuka.

Tutuka mengusulkan negara-negara yang perlu digandeng lantaran telah memiliki pengalaman terkait CCUS adalah Kanada dan Amerika Serikat. “Kita masih cukup punya waktu untuk menjalin kerja sama multilateral agar CCUS dapat menjadi salah satu proyek kerja sama di G20,” ujar Tutuka. (RI)