JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatatkan peningkatan produksi minyak dan gas (migas) hingga kuartal I atau hingga Maret 2020 mencapai 919 ribu barel ekuivalen per hari (BOEPD), capaian tersebut diklaim meningkat sebesar 2% dibanding rata-rata produksi 2019 sebesar 901 ribu BOEPD.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan produksi minyak rata-rata sebesar 421 ribu barel per hari (bph), sedangkan produksi gas mencapai rata-rata sebesar 2.887 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dalam kondisi pandemi virus Corona atau Covid-19, Pertamina masih optimistis dengan target yang sudah dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

“Dengan penyesuaian sistem kerja dan personil untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, Pertamina tetap berupaya menjaga produksi migas sesuai dengan target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Hingga saat ini, telah mencapai 99% dari target,” kata Dharmawan, Senin (6/4).

Realisasi pada tiga bulan pertama 2020 masih dibawah target yang dipatok oleh Pertamina. Pada tahun ini, perusahaan migas plat merah itu memasang target produksi migas sebesar 923 ribu BOEPD, terdiri dari produksi minyak 430 ribu bph dan gas 2.857 MMSCFD.  Ini artinya produksi minyak belum mencapai target sementara gas sudah melampaui target.

Dharmawan menambahkan, produksi lapangan migas yang beroperasi di luar negeri melalui anak perusahaan PT Pertamina International EP (PIEP) berhasil memberikan kontribusi produksi migas sebesar 156 ribu BOEPD atau 103% dari target kuartal I 2020. “Peningkatan produksi ini terutama dari kinerja lapangan di Algeria,” ujarnya Dharmawan.

Namun lagi-lagi realisasi tersebut masih belum mencapai target produksi migas dari operasi hulu Pertamina di luar negeri sebesar 158 ribu BOEPD. Sementara tahun ini kontribusi produksi migas dari operasi hulu Pertamina di dalam negeri sebesar 765 ribu BOEPD.

Dari aset luar negeri produksi minyak ditargetkan naik tipis dari 105 ribu bph menjadi 107 ribu bph, serta produksi gas meningkat dari 276 MMSCFD menjadi 298 MMSCFD. Sementara dari blok migas dalam negeri, produksi minyak ditargetkan sebesar 323 ribu bph dan gas 2.559 MMSCFD.

Dalam mengantisipasi dampak penurunan harga minyak mentah dunia yang kemudian dibarengi dengan pandemi Covid-19, Pertamina  mengambil langkah antisipasi menerapkan business continuity plan sambil terus melakukan evaluasi yang mendalam untuk prioritasi rencana kerja, biaya operasi dan investasi. Hal ini sejalan dengan kebijakan korporasi melakukan optimalisasi pembiayaan.

“Pertamina terus berupaya menjaga tingkat investasi hulu guna memenuhi kebutuh migas nasional, baik produksi dan lifting, namun dengan beberapa penyesuaian berdasarkan skala prioritas agar keekonomian proyek juga tetap dapat tercapai,” kata Dharmawan dalam keterangan tertulisnya.

Pertamina juga terus memantau perkembangan situasi global, utamanya harga minyak mentah dunia, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta dampak pandemik Covid-19.

“Manajemen Pertamina mengapresiasi kinerja seluruh pekerja  terutama pihak tenaga medis yang turut berkontribusi menjaga kinerja operasional perusahaan,” kata Dharmawan.(RI)