JAKARTA – Produksi minyak dan gas PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu hingga Agustus 2019 telah mencapai 219 ribu barrel oil equivalent per day (boepd), telah melampaui target 2019 sebesar 218 ribu boepd. Meidawati, Direktur Utama PHE, mengatakan hingga Agustus, realisasi rata-rata produksi minyak sebesar 78.657 barel per hari (bph) atau 99% dari target 79.471 bph. Produksi gas tercatat 818 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau lebih tinggi 2% dari target 804 mmscfd.

“Jadi kalau migasnya (realisasi produksi) sebesar 219 ribu boepd, dari target 2019 sebesar 218 ribu boepd atau 101%. Itu sudah dengan Proyek YY di-skip dan hambatan (pengeboran) beberapa sumur sudah dilaksanakan,” kata Meidawati di Jakarta, akhir pekan lalu.

Realisasi produksi hingga Agustus dicapai di tengah berbagai kendala yang dihadapi. Selain masalah pengeboran sumur yang belum mencapai target, PHE juga menghadapi insiden semburan gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 di Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Untuk pengeboran sumur eksplorasi, PHE baru merealisasikan satu sumur dari target sembilan sumur. Untuk pengeboran pengembangan, tercatat baru terealisasi 27 sumur dari target 33 sumur. Salah satu kendala utama adalah kesulitan mendapatkan rig untuk pengeboran, terutama untuk blok-blok yang berada di offshore.

“Jadi kalau target (pengeboran) development, kami kurang karena itu banyak yang di OSES (Offshore South East Sumatra). Kami belum dapat rig. Di Blok ONWJ, kejadian ini [tumpahan minyak] juga otomatis mengurangi,” ungkap Meidawati.

PHE kata dia optimistis mengejar ketertinggalan pengeboran sumur pengeboran di sisa akhir tahun ini. Bahkan, PHE memproyeksikan pengeboran sumur pengembangan bisa mencapai 39 sumur hingga akhir 2019. Wilayah yang akan menjadi fokus adalah di Blok Siak dan Kampar.

Tidak hanya untuk pengeboran eksploitasi, Meidawati juga mengakui keterlambatan dalam kegiatan pengeboran sumur eksplorasi. Kendala yang dihadapi sama, yakni keterbatasan rig. “Masih soal pengadaan rig. Kami sebenarnya sudah beberapa kali mengulangi (pengadaan rig). Tidak gampang ini soalnya,” ujar dia.

PHE berencana menambah kegiatan kerja ulang sumur (workover) menjadi 56 sumur hingga akhir tahun ini. Hal ini mengingat realisasi pengerjaan workover sampai Agustus lalu telah mencapai 33 sumur dari yang ditargetkan hanya 27 sumur. PHE juga berhasil merealisasikan seismik 2D sepanjang 2.201 kilometer (km), jauh lebih tinggi dari target 819 km.(RI)