JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bergerak tipis pada Maret 2018 dibanding Februari. Berdasarkan perhitungan formula, rata-rata ICP sebesar US$61,87 per barel, naik sebesar US$0,26 per barel dari US$61,61 per barel. Untuk ICP SLC mencapai US$62,85 per barel, naik sebesar US$0,54 per barel dari US$ 62,31 per barel.

Perkembangan ICP dalam sebulan terakhir sendiri juga dipengaruhi harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional. Brent naik sebesar US$ 0,71 per barel dari US$65,19 per barel menjadi US$65,90 per barel. Brent (ICE) naik sebesar US$0,99 per barel dari US$65,73 per barel menjadi US$ 66,72 per barel dan WTI (Nymex) naik sebesar US$0,59 per barel dari US$ 62,18 per barel menjadi US$62,77 per barel.

Basket OPEC (sampai dengan tanggal 28 Maret 2018) naik sebesar US$0,17 per barel dari US$63,48 per barel menjadi US$63,65 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional  diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti permintaan minyak mentah gobal yang rata-rata meningkat.

Dalam publikasi IEA OMR pada 15 Maret 2018 menunjukkan permintaan minyak global diperkirakan meningkat sebesar 1,5 juta barel per hari menjadi 99,3 juta barel per hari pada 2018, atau meningkat 90 ribu barel per hari dibanding laporan bulan sebelumnya.

Data OPEC yang dirilis pada 14 Maret 2018 menyebutkan pada, 2018 permintaan minyak dunia diperkirakan naik 1,6 juta barel per hari ke rata-rata 98,63 juta barel per hari, sedikit lebih tinggi dari perkiraan bulan sebelumnya.

EIA (Energy Information Administration) pada Maret 2018 melaporkan stok distillate fuel oil Amerika Serikat turun sembilan juta barel dibanding Februari 2018 menjadi 129,0 juta barel.

Stok gasoline Amerika Serikat Maret 2018 turun sebesar 12,2 juta barel dibanding Februari 2018 menjadi 243,5 juta barel.

Selain itu, kondisi perekonomian dunia berdasarkan publikasi OPEC pada pertengahan Maret 2018 menunjukan  momentum pertumbuhan yang kuat telah dimulai pada 2017, pertumbuhan global secara signifikan naik ke tingkat 3,8% untuk 2017 dan 2018 dan masih stabil hingga saat ini.

Peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah bahwa berdasarkan informasi dari Reuters, 26 Maret 2018 telah terjadi penyerangan Houthi Yaman kepada Arab Saudi pada 26 Maret 2018 dengan melakukan peluncuran rudal ballistic.

Berdasarkan informasi RIM Intelligence apabila harga minyak global lebih dari US$66 per barel maka penjualan akan tertekan oleh kekhawatiran peningkatan produksi minyak mentah Amerika Serikat, namun apabila harga di bawah US$63,00 per barel maka pembelian minyak akan cenderung meningkat. Dengan demikian pasar akan memiliki gerak naik atau turun yang terbatas.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi  permintaan minyak mentah di Korea Selatan yang pada 2018 diproyeksikan terus meningkat, terutama karena pembangunan ekonomi dan perkembangan di sektor petrokimia serta transportasi.

Selain negeri gingseng, permintaan kebutuhan minyak diesel yang tinggi guna mendukung proyek infrastruktur pemerintah juga terjadi di India.(RI)