JAKARTA– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), didorong pelemahan dolar AS dan aksi short covering (pembelian kembali emas yang telah dijual). Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik US$1,9, atau 0,18%, menjadi menetap di US$1.087,10 per ounce.

Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun 0,1% menjadi 98,92 pada pukul 19.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Penurunan dolar AS pengaruhi harga emas

Penurunan dolar AS pengaruhi harga emas

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Para pedagang juga melakukan short covering, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap logam mulia menjelang data ekonomi yang akan dirilis, dengan klaim pengangguran pada Kamis dan Indeks Harga Produsen, penjualan ritel dan produksi industri akan keluar pada Jumat.

The Fed akan mengawasi dengan cermat laporan ekonomi ini karena bank sentral mulai menaikkan suku bunga dari Desember. Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada Maret.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.

Emas mendapat dukungan lebih lanjut karena Dow Jones Industrial Average turun 2,09%. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas mencatat kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.

Kantor berita Xinhua melaporkan perak untuk pengiriman Maret naik US$40,5 sen, atau 2,95%, menjadi ditutup pada US$14,156 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik US$12,7, atau 1,51%, menjadi ditutup pada US$ 851,30 per ounce. (DR/ANT)