JAKARTA-Direksi PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, telah memutuskan untuk mencopot Ginanjar Sofyan selaku Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia per Jumat, 15 November 2019. Pencopotan ditetapkan berdasarkan surat dari Dirut Pertamina Nincke Widyawati.

Pertamina saat ini menggodok calon pengganti jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran itu selaku Dirut PPI dan pimpinan konsosium PT Jawa Satu Power dan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 1.760 megawatt.

Andriah Feby Misna, Komisaris PPI, mengatakan saat ini penyelesaian administrasi pergantian direksi PPI sedang disusun. “Iya, Pak Ginanjar sudah tidak lagi (Dirut PPI) tanggal 15 November kemarin, sekarang lagi disiapkan dokumen pergantian direksinya,” kata Feby kepada Dunia-Energi saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (18/11).

Feby mengaku belum mendapatkan informasi terbaru mengenai sosok pengganti Ginanjar, namun menurutnya pengganti Ginanjar harusnya ditetapkan dalam waktu dekat. “Belum tahu penggantinya, tapi ya mudah-mudahan secepatnya, karena kan tetap harus jalan,” ujar Feby yang juga Direktur Bionergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementeran ESDM.

Sumber Dunia-Energi menyebutkan dua nama disebut sebagai calon kuat dirut PPI, yaitu Dirut PT Pertamina Retail Sofyan Yusuf dan Danny Paditya, mantan direktur komersial PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Hingga diturunkan, Sofyan dan Danny belum bisa dikonfirmasi.

Feby yakin pergantian direksi ini tidak langsung berdampak pada proses pembangunan PLTGU Jawa 1. Pergantian ini sudah memperkirakan berbagai risiko ke depan. “Pastinya teman-teman sudah memperkirakan memetakan segala risikonya,” katanya.

PPI adalah pimpinan konsorsium PLTGU Jawa 1 bersama Marubeni dan Sojitz, dua perusahaan asal Jepang. Bersama mitranya di floating strorage regassification unit (FSRU), ketiganya membentuk konsorisum PT Jawa Satu Power.

Ketiadaan Ginanjar membuat hanya Indra Trigha yang duduk di dewan direksi sebagai Direktur Strategic Planning & Business Development PPI.

Pencopotan Ginanjar sebagai Dirut di PPI terbilang mendadak. Pencopotannya diduga karena adanya “ketidaksukaan” Marubeni Corp dengan gaya kepemimpinan Ginanjar yang dinilai tidak pro-anggota konsorsium. Padahal, Ginanjar sangat prudent dalam menjalankan roda perusahaan, termasuk memantau “aksi” Marubeni yang dinilai malah merugikan konsorsium Jawa Satu Power. (RI)