PEKANBARU – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil melampaui target jumlah pengeboran sumur untuk periode dua bulan awal pasca alih kelola Wilayah Kerja (WK) atau blok Rokan. Dari target 45 sumur tajak untuk periode Agustus-September, PHR WK Rokan mampu menyelesaikan 47 sumur tajak.

Jaffee Arizona Suardin, Direktur Utama PHR, mengungkapkan saat ini telah dioperasikan 16 rig pengeboran. Manajemen berencana akan terus menambah jumlahnya guna mendukung program kerja masif dan agresif.

”Pencapaian itu berkat komitmen dan kerja keras seluruh pekerja di blok Rokan dengan semangat satu tim untuk meningkatkan produksi, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan,” kata Jaffee, di Jakarta, Minggu (10/10).

Dia optimistis target pengeboran 161 sumur tajak pada tahun ini masih bisa terncapai. Tahun depan, target pengeboran PHR meningkat menjadi 500 sumur.

Jaffee menuturkan, selain melampaui target pengeboran periode Agustus-September, PHR juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal dihasilkan atau put on production (POP).

“Dari sebelumnya sekitar 22 hingga 30 hari, kini menjadi sekitar 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) atau sumur-sumur penghasil jenis minyak ringan, ungkap Jaffee.

Dia menjelaskan ada beberapa terobosan yang dilakukan di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (offline activity), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang untuk pemenuhan sumber daya agar menghindari terjadinya waktu menunggu servis atau material.

”PHR berupaya menciptakan ekosistem yang dapat mendukung upaya peningkatan produksi WK Rokan. Jika ada kendala, harus segera dicari solusinya agar kami dapat bergerak cepat untuk mendukung rencana kerja WK Rokan yang masif dan agresif,” tegas Jaffee.