JAKARTA – PT Freeport Indonesia berencana menggandeng mitra dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter di Gresik, Jawa Timur. Nantinya mitra bisa bergabung dengan Freeport pada saat proses pembangunan berlangsung. Riza Pratama, Juru Bicara Freeport, mengatakan Freeport Indonesia sangat menghormati kesepatakan yang telah terjalin dengan pemerintah Indonesia, sehingga proses pembagunan smelter nantinya tidak akan menunggu kepastikan menggandeng mitra.

“Kerja sama bisa, tapi kami harus bangun dulu. Ya kami open saja. Ya paling enakĀ  bikin smelter itu bareng mitra,” kata Riza dalam diskusi bersama media di Jakarta, Rabu malam (8/5).

Riza mengatakan pencarian mitra nantinya harus bisa mendukung sisi penyediaan teknologi yang akan diterapkan di smelter. Jadi tidak hanya dibutuhkan untuk mendukung dari sisi finansial. Freeport sendiri dalam kajian awal memproyeksi kebutuhan investasi untuk membangun smelter mencapai US$2,8 miliar.

“Paling baik begitu (partner), lebih baik mitra dalam financial. Teknologi juga. Sebab smelter ini tenaga kerja juga tidak banyak loh, 500 pekerja paling banyak. Karena itu high skill. Kalau smelter ya harus ahli metalurgi,” ujar Riza.

Freeport sebenarnya telah memiliki satu pabrik smelter yang dibangunĀ  bersama Mitsubishi dengan membentuk PT Smelting yang dari hasil pemurnian konsentrat tembaga di sana menghasilkan katoda tembaga. Freeport Indonesia memiliki kepemilikan saham 25% di PT Smelting. Pemurnian di PT Smelting selama ini bisa menampung 40%-50% dari produksi Freeport. Rencananya smelter milik Freeport nanti lokasinya akan berdekatan dengan PT Smelting.

Pabrik smelter kedua nantinya direncanakan memiliki kapasitas mencapai 2 juta ton konsentrat. Dari 2 juta konsentrat ini bisa menghasilkan paling tidak 600 ribu-700 ribu ton katoda tembaga.(RI)