JAKARTA – Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) definitif mencanangkan tiga fokus utama program kerja jangka pendek. Selain mengurangi impor minyak mentah, dua fokus lainnya adalah pembelian minyak jatah kontraktor yang diproduksi di Indonesia dan percepatan pembangunan dan pengembangan kilang.

Ada enam proyek kilang yang kini sedang dikerjakan Pertamina, dua kilang baru yakni Tuban dan Bontang. Serta empat proyek pengembangan, Kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan dam Dumai.

“Balikpapan jadi fokus utama tahun ini, kan ada enam proyek. Kami targetkan tandatangan EPC seluruh early work di Balikpapan tahun ini,” kata Nicke saat konferensi pers di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (29/8).

Kilang Balikpapan dinilai paling siap untuk didahulukan karena isu yang ada sekarang hanya tinggal persoalan teknis.

Nicke memastikan akan tetap melanjutkan proses konstruksi, meskipun tanpa partner yang sebelummya akan dilibatkan.

“Kami akan jalan (tidak menunggu partner), jadi nanti sambil jalan. FEED kami pilih sendiri, EPC sendiri, nanti paralel dilakukan. Kami tidak akan menunggu sampai ada partner, kita sudah ketinggalan terlalu lama,” ungkap dia.

Untuk kilang sebenarnya tidak hanya Balikpapan. Masalah kilang Tuban terkait penggunaan lahan juga akan menjadi fokus untuk diselesaikan. Dua pekerjaan rumah di dua proyek itu diharapkan bisa rampung pada tahun ini.

“Masalah lahan di Tuban. Lainnya kami akan garap terus, dua target itu kita kejar tahun ini,” kata Nicke.

Fokus Nicke lainnya adalah implementasi perluasan mandatory biodiesel 20% atau B20 yang akan dimulai pada 1 September 2018. Perluasan tersebut menuntut kesiapan infrastruktur. Pasalnya, nanti distribusi B20 tidak hanya diperuntukan untuk sektor Public Service Obligation (PSO), namun juga Non PSO.(RI)