NEW YORK-Harga minyak dunia memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (4/4) pagi WIB di tengah meningkatnya harapan bahwa produsen-produsen utama akan mengoordinasikan upaya untuk memotong produksi.

Kantor berita Reuters menyatakan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik US$3,02 atau 11,93 persen, menjadi menetap pada US$28,34 per barel. Kontrak WTI untuk kontrak bulan depan mencatat kenaikan 31,8 persen pada minggu ini, juga yang terbesar dalam catatan, menurut data FactSet.

Harga hinyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni melonjak US$4,17 atau 13,9 persen menjadi ditutup pada US$34,11 per barel. Kontrak Brent mengakhiri minggu dengan 36,8 persen lebih tinggi, persentase kenaikan mingguan terbesar dalam sejarah kontrak.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya siap untuk mengambil bagian dalam pemotongan produksi minyak bersama dengan Arab Saudi dan produsen utama lainnya untuk menghentikan penurunan harga, Bloomberg melaporkan pada Jumat (3/4).

Presiden AS Donald Trump membuat pernyataan optimistis, menunjukkan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan mencapai kesepakatan pengurangan produksi. Trump mencuit pada Kamis (2/4) bahwa dia mengharapkan pengurangan “sekitar 10 juta barel, dan mungkin jauh lebih banyak.”

Arab Saudi pada Kamis (2/4) menyerukan pertemuan darurat untuk kelompok OPEC+ dan negara-negara lain, yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang adil guna mengembalikan keseimbangan yang diinginkan dari pasar minyak, menurut Saudi Press Agency.

OPEC telah menjadwalkan pertemuan darurat pada Senin (6/4), dipimpin oleh Arab Saudi, di mana pemotongan setara dengan 10 persen dari pasokan dunia – sekitar 10 juta barel per hari – dapat disepakati.

“Diplomasi tawar-menawar minyak besar jelas bergeser ke gigi tinggi semalam dan pemotongan lebih mungkin daripada kemarin,” kata Presiden Rapidan Energy Group, Robert McNally di Bethesda, Maryland seperti dikutip oleh Reuters. “Ukuran pemotongan tampaknya meningkat, dan waktunya dipercepat.”

Tetapi, sekalipun ada pemotongan besar dalam produksi global, itu tidak akan mengurangi kelebihan karena penurunan permintaan selama pandemi Virus Corona yang memburuk, yang telah membuat lebih dari satu juta orang sakit di seluruh dunia.

Kepala Badan Energi Internasional, Fatih Birol, mengatakan bahwa bahkan jika OPEC+ mengurangi pasokan sebesar 10 juta barel per hari, stok minyak global akan meningkat 15 juta barel per hari pada kuartal II 2020.

Moskow dan Washington masih belum membuat komitmen tegas untuk pengurangan produksi. Pada Jumat (3/4), Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu secara terpisah dengan produsen-produsen top. Hukum AS melarang produsen bekerja sama untuk memangkas produksi. (RA)