NEW YORK- Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin atau Selasa (4/8) pagi WIB. Hal ini dipicu oleh data ekonomi positif dari Amerika Serikat, Eropa dan Asia, tetapi investor tetap khawatir tentang meningkatnya kasus COVID-19 secara global dan kelebihan pasokan ketika OPEC mulai mengangkat pengurangan pasokan.

Reuters melaporkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik US$63 sen atau 1,5%, menjadi ditutup pada US$44,15 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah US$74 sen atau 1,8%, menjadi berakhir pada US$41,01 per barel.

Aktivitas manufaktur AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir satu setengah tahun pada Juli, karena pesanan meningkat meskipun terjadi kebangkitan infeksi baru COVID-19, kata lembaga riset Institute for Supply Management (ISM).

Survei serupa menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro meningkat bulan lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2019, sementara data manufaktur yang positif di Asia juga mendorong harga minyak.

“Sektor industri bangkit kembali dan itu menandakan baik untuk permintaan (minyak) ke depan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Namun, para investor terus khawatir tentang pemulihan ekonomi ketika kasus-kasus virus corona meningkat, dengan infeksi yang diketahui mencapai hampir 18 juta secara global. Lebih banyak negara-negara memberlakukan pembatasan baru atau memperluas pembatasan yang ada dalam upaya untuk mengendalikan pandemi.

Prospek kelebihan pasokan juga membebani harga minyak ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, bersiap untuk melonggarkan pengurangan pasokan minyak sementara produksi serpih AS mulai meningkat.

“Saya pikir pertanyaannya akan tetap, ketika OPEC mengurangi pemotongan produksi mereka, apakah kita akan terus melihat persediaan minyak di seluruh dunia menurun,” kata Andy Lipow atau Lipow Oil Associates.

Anggota OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) sejak Mei. Bulan ini, pemotongan akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember. (RA)