JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan peningkatan pendapatan atau revenue dari bisnis selain bisnis fossil yakni dari sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) bisa meningkat dalam lima tahun ke depan.

Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan bisnis utama Pertamina sejak awal berdiri sampai sekarang di dominasi dari bisnis fosil berupa bahan bakar minyak maupun gas. Ke depan hal ini akan sedikit mengalami perubahan. Sebenarnya perusahaan telah mendapat revenue dari bisnis EBT, hanya saja persentasenya sangat kecil jika dibanding bisnis fosil.

“Pendapatan kami masih didominasi dari bahan bakar fosil. Jumlah revenue EBT kecil, saya kira kurang dari 5%,” kata Emna disela diskusi virtual,  Kamis (8/4).

Emma mengatakan dalam rencana perusahaan ke depan pendapatan dari EBT akan diupayakan naik secara signifkan. Tidak terlalu lama, manajemen menargetkan pendapatan bisnis EBT bisa meningkat hingga 15% dalam waktu lima tahun. “Dalam rencana besar untuk lima tahun ke depan kami menargetkan pendapatan EBT bisa mencapai 10-15%,” ujar dia.

Target tinggi dari sisi kinerja keuangan tersebut didorong oleh komitmen perusahaan untuk mendukung implementasi EBT. Panas bumi akan menjadi andalan Pertamina dalam mendukung implementasi EBT. Diikuti dengan energi matahari, air serta sumber lainnya.

“Kami membentuk anak usaha yang fokus dalam power serta EBT yang saat ini punya kapasitas pembangkit untuk panas bumi 1,2 Gigawatt (GW). Serta target untuk EBT lainnya hampir 5,5 GW dari solar air dan lainnya,” kata Emma.

Manajemen kata Emma telah menyadari bahwa ada potensi besar dalam bisnis EBT, Selain itu, rencana transisi ke EBT juga menjadi strategi jangka panjang perusahaan. “Kami punya potensi besar dan bersiap untuk beralih dari energi fosil dan fokus ke EBT dan green energy,” kata Emma.

Pada tahap awal manajemen Pertamina akan menjadikan EBT sebagai energi utama dalam kegiatan operasionalnya. Total ada sekitar 1,5 Gigawatt (GW) kebutuhan energi yang akan dipasok pembangkit listrik berbasis EBT.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengungkapkan salah satu pembangkit EBT yang akan menjadi fokus untuk digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pertamina akan membangun PLTS untuk memasok listrik ke fasilitas produksi di hulu maupun operasional di bisnis hilir.

Pertamina sebagai holding menetapkan Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding yang yang bertanggung jawab penuh melakukan transisi bisnis perseroan.(RI)

Berikut 11 proyek yang jadi prioritas dan portofolio perusahaan yang kini sedang dan akan dikerjakan.

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Badak berkapasitas 1 Megawatt (MW) di PT Badak NGL pengelola kilang LNG Badak di Kalimantan Timur.

2. PLTS Badak berkapasitas 3 MW.

3.  Proyek IPP Jawa-1. Proyek yang mengintegrsikan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 1.760 MW di wilayah Cilamaya, Karawang.

4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dengan kapasitas sebesar 2,4 MW.

5. O&M PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau milik PTPN II.
Pekerjaan pengoperasian dan perawatan dua pembangkit biogas milik PTPN II

6.  Commercial Pilot EV di Bali

7. PLTS Atap
Pemasangan panel surya (PLTS Atap) di 63 titik SPBU dimana 37 diantaranya ada di wilayah Jakarta,Banten dan Jawa Barat sementara sisanya 11 titik SPBU di Jawa Tengah dan 15 SPBU di Jawa Timur.

8. PLTS BTP RU II Dumai
Dibangun di wilayah residensial RU II Dumai.

9. PLTS RU IV Cilacap
Dibangun untuk memasok kebutuhan kelistrikan di wilayah residensial RU IV Cilacap.

10. Gas Turbin Kasim
Memasok kebutuhan listrik di residensial RU VII Kasim.

11. PLTS Sei Mangkei
Dibangun untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.