JAKARTA – Pengembangan migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) lapangan Gendalo dan Gehem yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) di sektor hulu migas hampir dipastikan akan mengalami kemunduran. Hal itu disebabkan oleh belum adanya pengganti Chevron di sana. Sementara perusahaan asal Amerika Serikat itu sudah menunjukkan ketidakberminatannya melanjutkan proyek IDD.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan sudah berkirim surat berkali-kali kepada Chevron agar segera melanjutkan proyek IDD dengan mencari penggantinya di sana. “Chevron sudah berkali-kali kita kirim surat,” kata Dwi dalam konferensi pers kinerja hulu migas, Jumat (22/4).

Menurut Dwi dari rencana pengembangan yang ada diperlukan waktu sekitar 5 tahun untuk bisa kembangkan IDD sampai berproduksi padahal kontrak IDD bakal berakhir tahun 2027 dan 2028.

“Kalau hingga saat ini belum dapat kita lihat perkembangannya kalau dia oke butuh 4-5 tahun onstream 2027 susah kejar. Kita perhitungkan bergeser nanti,” ungkap Dwi.

Menurut dia, ENI jadi alternatif kontraktor yang bisa meneruskan proyek IDD namun demikian diperkirakan butuh waktu untuk kembangkan IDD karena ENI memiliki prioritas proyek lain.

“Kalau kita lihat paling strategis join ENI. IDD kan mundur karena ENI akan optimalkan FPU Jangkrik dia akan bikin berurutan ada Merakesh, Maha dulu baru IDD masuk kalau skenario itu di ENI tapi kalau ada pihak lain bisa jalan paralel,” ungkap Dwi.

Chevron memang sudah mulai menyiratkan hengkang dari IDD sejak tidak lagi menjadi operator di blok Rokan. Chevron juga sudah beberapa kali ingkar janji terkait pengembangan IDD. Dwi pernah menyampaikan bahwa pihak Chevron berjanji memberikan kepastian penggantinya pada proyek IDD kuartal I tahun 2021 lalu. “Chevorn mengatakan akhir Q1 2021 ini bisa tuntas sehingga kami laporkan disni bahwa di 2021 operator bisa mulai mengajukan perpanjangan (kontrak) WK sekaligus diskusi revisi Plan of Development (POD) – 1 IDD,” kata Dwi disela rapat dengan Komisi VII DPR awal tahun 2021 lalu.

Pengembangan proyek IDD tahap II ini melibatkan dua lapangan di dua blok yang berbeda yakni blok Rapak yang kontraknya berakhir pada 3 desember 2027 serta blok Ganal yang kontraknya akan berakhir pada 23 februari 2028 untuk itu operator yang baru nanti akan langsung diminta mengajukan perpanjangan kontrak.

Untuk jumlah cadangannya sendiri di luar lapangan Maha saat ini ditaksir mencapai 2,2 Triliun Cubic Feet (TCF) gas dan 46 MMSTB minyak.

Dalam rencana persetujuan POD awal yang sempat diajukan Chevron Lapangan Gendalo dan Gehem diestimasikan mampu memproduksikan gas 844 juta kaki kubik per hari (MMscfd) ditambah minyak 27 ribu barel per hari (bph) pada kuartal IV tahun 2025 dengan total investasi diperkirakan mencapai US$6,98 miliar.  (RI)