JAKARTA- PT Putra Perkasa Abadi (PPA), perusahaan kontraktor/jasa tambang nasional, memproyeksikan pada akhir 2023 bisa menduduki posisi kedua di industri jasa tambang nasional di bawah PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR). Optimisme itu muncul karena bisnis PPA kian moncer seiring dengan kepercayaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) Produksi kepada perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pertambangan batu bara maupun nikel.

Pada 2023, PPA mematok tambahan volume pengelupasan tanah penutup batu bara (overburden removal) sebesar kurang lebih 150 juta BCM (bank cubic meter). Angka tersebut diperoleh dari beberapa kontrak baru seperti dengan PT Adaro Mineral dan PT Kaltim Prima Coal di bawah PT Darma Henwa Tbk, serta kenaikan produksi dari mitra eksisting PPA.

Hingga akhir Desember 2022, produksi overburden (OB) PPA mencapai 272,4 juta ton BCM, melebihi target 2022 yang dipatok sebesar 265 juta BCM. Sementara untuk produksi batu bara sampai Desember 2022 mencapai 52,2 juta ton baik batu bara maupun bijih nikel.

Dengan angka ini, PPA bisa saja telah menjadi kontraktor tambang batubara terbesar ketiga sebagaimana visi perusahaan untuk menjadi tiga besar kontraktor jasa pertambangan mineral dan batu bara di Indonesia yang berkelanjutan pada 2022.

“Dengan capaian OB Removal saat ini PPA mestinya telah menjadi kontraktor tambang batu bara terbesar ketiga di Indonesia. Kami masih harus konfirmasi datanya dengan data yang di Kementerian ESDM untuk melihat capaian dari perusahaan kontraktor lainnya,” ujar R Teguh Saptosubroto, Direktur PT Putera Perkasa Abadi saat paparan kinerja PPA Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Untuk mencapai target tersebut, PPA berencana menambah 4.000 tenaga kerja baru dan 200 alat berat. PPA melakukan identifikasi atas segala kebutuhan yang perencanannya dilakukan sejak 2021. Dari sisi kebutuhan unit dan SDM, lanjut Teguh, PPA mempersiapkan melalui PPA Academy, pusat pendidikan operator dan mekanik di Kalimantan Timur. ”PPA Academy untuk mendidik tenaga kerja lokal agar memiliki keterampilan dan kompetensi sehingga siap bekerja di PPA,” katanya.

PPA juga akan merekrut lulusan STM baik dari wilayah seputaran tambang maupun yang ada di Jawa. “Kami juga akan hire tenaga profesional di bidang usaha jasa pertambangan dengan kompensasi yang memadai,” jelas Teguh.

Secara mandiri, PPA telah membentuk program pendidikan yang disebut PPA Academy, sebuah badan yang bertugas untuk memperkaya pendidikan pemuda setempat. Meski terbuka untuk umum, akademi ini memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada setidaknya 350 siswa dari wilayah Tier 1, wilayah yang terletak di sekitar lokasi operasi PPA, dengan sisa 800 kursi ditempati oleh beberapa siswa terpilih dari seluruh Indonesia.

PPA menjadi kontraktor tambang di beberapa perusahaan tambang batu bara papan atas. Klien PPA saat ini adalah PT Borneo Indo Bara, PT Multi Harapan Utama, PT Bukit AsamTbk, PT Adaro Mining, PT DSSP, PT Adaro Minerals, PT ABP Energi, dan PT Kaltim Prima Coal. PPA juga menjadi kontarktor jasa tambang untuk perusahaan tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara, yaitu PT Makmur Lestari Primatama dan PT Halmahera Sukses Mineral. (DR)