JAKARTA – Salah satu anak usaha perusahaan raksasa nikel di Indonesia, Harita Group bakal melalui penawaran perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Perusahaan tersebut adalah Trimegah Bangun Persada (TBP) yang berharap mendapatkan pendanaan US$ 600 juta (Rp 9 triliun) sebelum pembukuan pada bulan Maret.

Roy A Afandy, Direktur Utama Trimegah Bangun Persada, mengungkapkan rencana IPO tersebut diperuntukkan untuk menghimpun dana guna membiayai proyek smelter HPAL yang sedang dikerjakan oleh Trimegah.

“Kalau semua lancar kami rencanakan April akan IPO,” kata Roy disela diskusi bersambung Editor Energy Society (E2S) Jakarta (8/3).

Meskipun belum mau membeberkan lebih jauh tentang nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik smelter baru, namun dana patungan dengam mitra memang belum cukup sehingga diperlukan aksi IPO untuk menambah modal membangun pabrik.

“Nilai investasi pabrik ini patungan dengan partner dari China kebutuhan ini nggak semua dari kami partner menyetor dana juga sisanya akan cari dari hasil IPO untuk menyelesaikan ini dan mungkin ada kurang-kurang dari pinjaman bank,” jelas Roy.

Di menjelaskan pabrik baru yang dibangun TBP berlokasi Pulau Obi, Halmahera dengan kebutuan limonite mencapai 6 juta ton dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 ton.

“Limonite jadi mixed hydroxide precipitate (MHP), juga mengandung kobalt karena baterai itu nikel berbasis nikel kobalt mangan, Indonesia sangat diberkati karena limonite mengandug kobalt, saat menjadi MHP ada kandungan nikel dan kobaltnya,” ungkap Roy.