JAKARTA – PT Pertamina (Persero) bakal membangun buffer zone sepanjang 50 meter sebagai jarak antara wilayah Terminal BBM Plumpang dengan wilayah pemukiman warga. Rencananya pengadaan lahan untuk buffer zone ditargetkan akan selesai dalam waktu tiga bulan.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Communication Pertamina, menjelaskan buffer zone di Plumpang merupakan rencana jangka pendek yang akam ditempuh Pertamina sebagai respon atas insiden kebakaran yang melanda TBBM Plumpang yang juga memakan korban jiwa lebih dari 20 orang dimana sebagian juga berasal dari warga sipil.

Menurut Fadjar nantinya untuk pengadaan lahan buffer zone akan menggunakan dana internal perusahaan.

“Nanti relokasi (warga). untuk Jarak pasti masih kita bicarakan tapi sekitar 50-52 m. jad nanti itu direlokasi tapi kami Komunikasi ke warga. Biaya dari duit pertamina,” kata Fadjar kepada awak media, Kamis sore (30/3).

Menurut dia Pertamina juga akan melihat aspek legalitas sebelum merelokasi warga. Nantinya bakal ada ratusan kepala keluarga yang harus direlokasi. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi hal-hal legal yang berpotensi di masa depan.

“Balik lagi kita perlu dukungan dari aspek hukum. Apakah boleh atau tidak. belum final. belum final. 50 meter dulu (buffer zone) dan mudah-mudahan bisa terlaksana mudah-mudahan warga bisa paham bahwa bahaya sekali kan. Nanti teman-teman coba deh ke Plumpang. Jadi ini tembok rumah ini dindingnya (TBBM), jadi nempel. Rumahnya kan 2 lantai 3 lantai kan viewnya kilang. Jadi kami masih butuh dukungan pihak terkait. itu soal lahan, soal warga,” jelas Fadjar.

Fadjar menegaskan relokasi warga untuk membuat buffer zone antara TBBM dengan pemukiman bukanlah langkah akhir sementara Pertamina sudah mulai menyiapkan untuk membangun TBBM baru yang dikhususkan untuk operasional BBM ritel dan bisnis retail lainnya selain BBM yang rencananya akan menempati lahan milik PT Pelindo.

Pertamina juga kata Fadjar sudaj ancang-ancang untuk menghitung jumlah anggaran yang harus dibayarkan ke setiap kepala keluarga yang akan direlokasi.

“Estimasi anggaran belum diitung. nanti pihak ketiga. Jadi ternyata kia juga baru tahu jenis bangunan kan berapa belas, ada yang permanen semi permanen nanti dihargai oleh mereka, jadi kita pakai professional aja,” kata Fadjar. (RI)