JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim penerapan program campuran biodiesel 30% atau B30 akan mampu mengurangi impor minyak mentah yang digunakan untuk memproduksi BBM jenis solar. F.X Sutijastoto, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), mengatakan dalam pelaksanaan B30 nanti total kebutuhan biodiesel mencapai 9,6 juta kiloliter (KL).

“Jadi bagaimana menyelesaikan defisit ini dengan mengembangkan EBT, jadi tersedia di dalam negeri. Ini yang kami dorong. Volume dari FAME target kita 9,6 juta KL atau setara dengan 165 ribu barel per hari,” kata Sutijastoto di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (28/11).

Program B30 sebenarnya sudah mulai di uji coba dan dijalankan sejak 21 November 2019. PT Pertamina (Persero) sudah menyiapkan 28 titik pencampuran biodiesel dengan solar di seluruh Indonesia.

Dadan Kusdiana, Kepala Balitbang Kementerian ESDM, mengatakan secara umum program B30 sudah siap dijalankan. Pemerintah telah melaksanakan uji jalan selama beberapa bulan dengan total jarak mencapai 50 ribu kilometer.

“Hasil uji jalan 2 Mei 2019, kami selesaikan 50 ribu km untuk kendaraan penumpang dan 40 ribu km untuk truk. Kinerja bahan bakar emisi semua dalam kondisi normal, ada plus minus dari konsumsi bahan bakar ada yang lebih boros 1% tapi ada juga hemat. Respon mesin beda, tapi secara umum hasil ini menampilkan B30 pada 1 Januari 2020 siap dilksanakan,” kata Dadan.

Namun demikian, Kementerian ESDM juga mengingatkan kepada para pihak yang melaksanakan distribusi dan pencampuran FAME dengan solar. Pertama adalah untuk menjaga kualitas B30, proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu pengendalian dan monitoring secara berkala, seperti halnya pada saat uji jalan B30.

Kedua, untuk memperoleh campuran B30 yang homogen, metode blending harus sesuai dengan pedoman umum dan menggunakan sarana prasarana yang memenuhi standar. Kemudian untuk mencegah peningkatan kadar air, B100 harus disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0.

Dari sisi bahan bakar ada usulan Spesifikasi Bahan Bakar untuk B100, kadar monogliserida maksimum adalah 0,55 %-massa dan kadar air maksimum adalah 350 ppm. Penggunaan B100 diluar rekomendasi ini memerlukan pengujian tambahan.

Selain itu, Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) diharapkan memberikan informasi adanya penggantian filter bahan bakar yang lebih cepat pada kendaraan baru atau kendaraan yang belum pernah menggunakan bahan bakar campuran biodiesel.(RI)