JAKARTA – Inpex Corporation melalui Inpex Masela Ltd, akhirnya menyerahkan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela. Revisi tersebut diserahkan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada hari ini, Kamis (20/6).

PoD memuat pengembangan proyek dengan skema Liquefied Natural Gas (LNG) onshore atau darat dengan kapasitas produksi mencapai 9,5 MTPA LNG. Selain itu, sekitar 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas akan diproduksi kemudian dialirkan melalui pipa untuk kebutuhan dalam negeri.

Shunichiro Sugaya, Presiden Direktur Inpex Masela, mengatakan isi dari PoD yang diserahkan Inpex tidak jauh berbeda dengan poin-poin kesepakatan yang ditandatangani dengan SKK Migas di Jepang, beberapa waktu lalu. Pengajuan revisi POD untuk skema pengembangan LNG darat berbasis pada perjanjian y.ang ditandatangani pada 16 Juni 2019 adalah tonggak utama bagi Proyek Masela.

“Inpex mengantisipasi bahwa PoD yang direvisi akan disetujui pada tahap awal, setelahnya perusahaan akan bekerja dalam kemitraan dengan Shell untuk mencapai Final Investment Decision (FID). Pada akhirnya memulai produksi dengan kerja sama dari Pemerintah Indonesia,”kata Sugaya dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

PoD yang diserahkan juga hsil dari direvisi Desain Rekayasa Pra-Front End (Pre-FEED) pekerjaan yang dilakukan antara Maret dan Oktober 2018.

Selain menyerahkan revisi PoD, Inpex juga mengajukan perubahan atau amendemen kontrak Production Sharing Contract (PSC). Salah satu intinya adalah terkait masa kontrak yang diperpanjang. Semula kontrak Inpex berakhir pada 2028 mendatang.

Perubahan masa perpanjangan kontrak yang diajukan termasuk penambahan masa kontrak selama tujuh tahun ini sebagai kompensasi atas waktu yang dihabiskan untuk mempelajari skema pengembangan yang diusulkan sebelumnya, yakni offshore.

Menurut Sugaya, Inpex dengan dukungan dari Shell juga mengajukan aplikasi untuk memperpanjang durasi PSC untuk memungkinkan proyek kompetitif secara ekonomi, dengan mempertimbangkan prospek produksi jangka panjang. Jangka waktu PSC jika diperpanjang selama 27 tahum maka akan berakhir pada 2055.

Li P’ing Yu, Wakil Presiden Shell untuk Abadi, menyambut baik penyerahan revisi PoD Masela kepada pemerintah Indonesia. Apalagi proyek Masela adalah proyek strategis nasional Indonesia

“Shell senang dengan kemajuan yang dibuat oleh joint venture yang dipimpin Inpex sebagai operator, menuju pengembangan proyek Abadi. Pengajuan PoD yang direvisi adalah signifikan dan tonggak sejarah untuk proyek ini, yang membuat joint venture lebih cepat merealisasikan Proyek Strategis Nasional untuk Indonesia,” kata Li P’ing Yu.

Dalam pengembangan Masela Inpex akan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengoperasian Ichthys LNG Proyek di Australia. Proyek tersebut adalah proyek pengembangan LNG terpadu berskala besar pertama yang dioperasikan oleh Inpex di Indonesia dan sebagai lanjutan dari Proyek LNG Ichthys yang dioperasikan oleh Inpex di Australia.

Lapangan Gas Abadi memiliki produktivitas reservoir yang sangat baik dan memiliki salah satunya cadangan terbesar di dunia, meningkatkan harapan akan pembangunan yang efisien dan stabil operasi produksi LNG dalam jangka panjang. Proyek tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan kepada Indonesia dan membawa efek berganda, khususnya di wilayah timur.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan telah menerima revisi PoD dari Inpex. SKK Migas akan segera meneliti draf revisi untuk kemudian bisa langsung diserahkan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk selanjutnya diputuskan. Kepastian persetujuan sendiri bisa diberikan pada pekan depan.

“Nanti malam saya mau tanda tangan, sehingga bisa dikasih ke ESDM. Rencana kan tiga hari meninjaunya, tapi sepertinya bisa lebih cepat. Diharapkan minggu depan (persetujuan PoD),” kata Dwi.(RI)