JAKARTA– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat empat proyek strategis nasional di sektor migas. Bagaimana progres empat proyek tersebut.

Berikut informasi empat proyek strategis nasional dari SKK Migas yang salinannya diperoleh Dunia-Energi.

Pertama, Indonesian Deep Water (IDD). Di lapangan Gendalo dan Gehem. Proyek ini diproyeksikan memiliki puncak produksi 27 ribu barel per hari (BOPD) dan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal I 2014. Biaya pengembangan proyek ini sekira US$ 5 miliar dengan status proyek menanti persetujuan Plan of Development (PoD)-1.

Untuk tahun ini, ada empat proyeksi dari proyek ini, yaitu revisi PoD oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; FEED 50% sampai Desember 2019;pengajuan Amdal kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; serta mulai survei dasar.

Kedua, Jambaran Tiung Biru. Proyek yang dikelola PT Pertamina EP Cepu, anak usaha PT Pertamina (Persero), ini diproyeksikan memiliki produksi puncak 190 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Operasi produksi proyek ini pada kuartal II 2021. Biaya pengembangan diproyeksikan US$ 1,55 miliar dan status saat ini dalam proses konstruksi.

Untuk tahun ini, ada dua kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu pekerjaan GPF: rekayasa (DED), konstruksi (fasilitas sementara, GPF Area, infrastruktur di GPF area, ROW Pipeline, Gas Metering Station, dan Andalalin) serta instalasi peralatan. Selain itu, pekerjaan lain yang dilakukan adaah JAM-3, JAM-4, dan JAM-5.

Ketiga, Tangguh. Proyek yang dikerjakan oleh BP Tangguh Ltd ini dipryeksikanmulai onstream pada 2020. Proyeksi produksi puncak sekitar 700 MMSCFD dan 3.000 BOPD.Biaya pengembangan proyek ini sekitar US$ 8 miliar dan saat ini dalam status konstruksi.

Untuk tahun 2019 ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu pipeline installation completed, pre-commissioning started, dan WDA drilling completed.

Keempat, Abadi. Proyek yang dikelola Inpex Masela Ltd ini diproyeksikan memiliki produksi puncak 9,5 MTPA dan 150 MMSCFD. Operasi produksi lapangan ini diproyeksikan kuartal II 2027. Nilai investasi diproyeksikan mencapai US$ 16 miliar. Saat ini dalam status menanti persetujuan PoD.

Menurut data dari SKK Migas, ada empat kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan Abadi pada 2019, yatu persetujuan PoD dari Kementerian ESDM, konsultasi publik soal Amdal, pengajuan Amdal ke Kementerian LHK, dan survei awal. (RA)