JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sudah ada 11 perusahaan yang mengakses dokumen lelang lima blok minyak dan gas bumi (migas) tahap pertama 2019.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan perusahaan yang mengakses dokumen lelang merupakan perusahaan papan atas, tanpa membeberkan identitas perusahaan tersebut.

Kelima blok migas yang ditawarkan seluruhnya memiliki peminat atau dokumen lelangnya diakses.

“Sudah ada 11 yang akses bid document (dokumen lelang). Sejauh ini 100% laku. Ini belum sebulan, mungkin kalau sudah 24 April akan lebih banyak,” kata Djoko saat diskusi dengan awak media di Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (11/3).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga kini West Ganal dan Selat Panjang masih menjadi blok migas yang paling diminati dengan jumlah perusahaan yang telah mengakses dokumen masing-masing sebanyak tiga perusahaan.

Blok Anambas dan West Kampar masing-masing diminati dua perusahaan. Serta ada satu perusahaan yang telah mengakses dokumen lelang Blok West Kaimana.

Djoko mengatakan Blok West Ganal wajar menjadi blok yang paling diminati dalam lelang kali ini. Pasalnya blok ini sebelumnya menjadi bagian dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan PT Chevron Pacific Indonesia.

Selain sebagai peninggalan Chevron yang belum digarap maksimal, status Abandonment Site Restoration (ASR) blok yang telah diubah menambah daya tarik lebih West Ganal.

“Dulu ada ASR siapa yang tanggung jawab. Nah begitu ini (ASR) dikeluarkan, banyak yang minat,” tukas Djoko.

West Ganal berlokasi lepas pantai Kalimantan Timur, dengan bonus tanda tangan minimal US$ 15 juta dan minimal komitmen kerja pasti, yakni kegiatan studi G&G, pemboran 3 sumur eksplorasi, lalu kegiatan survei seismik 3D 400 km2 dan seismik 2D 500 km. West Ganal merupakan blok yang sebelumnya Blok Makassar (IDD) Strait yang diperluas.

Perubahan status pada Blok West Kampar dan Selat Panjang juga turut meningkatkan nilai jual blok tersebut.

Menurut Djoko, pemerintah sudah tidak lagi menjadikan masalah keuangan di kedua blok tersebut sebagai tanggungan kontraktor baru nantinya. “Selat Panjang dan West Kampar tanggungan utang Rp 1,3 triliun (West Kampar) juga dikeluarkan,” tandasnya.

Lima Blok yang akan Dilelang :

1. Blok Selat Panjang terletak di onshore Riau dengan estimasi cadangan mencapai 26,1 MMSTB untuk minyak dan 62 BSCF untuk gas serta total sumber daya mencapai 1.861 MMBOE (P50). Produksi terakhir pada Februari 2018 hanya 1 barel per hari (bph).

Signature bonus atau syarat bonus tanda tangan untuk blok tersebut ditetapkan sebesar US$ 5 juta dengan total komitmen kerja pasti sevesar US$ 62.991.080 untuk beberapa kegiatan seperti study G&G, survei seismik 2D sepanjang 500 km dan survei seismik 3D seluas 200 km2. Lalu ada lima pengeboran sumur eksplorasi.

2. Blok West Kampar terletak di onshore Riau dan Sumatera Utara dengan perkiraan potensi cadanngan menapai 8,3 MMSTB minyak dan sumber daya mencapai 4.322 MMBOE (P50).

3. Blok West Kampar dengan bonus tanda tangan sebesar US$ 5 juta dengan total Komitmen Kerja Pasti lima tahun pertama yang disyaratkan mencapai US$ 64.433.080 untuk berbagai kegiatan seperti studi G&G, survei seismik 2D sepanjang 500 km dan survei seismik 3D seluas 200 km2 dan pengeboran enam sumur eksplorasi.

4. Blok Anambas, lokasi lepas pantai Kepulauan Riau, Bonus tanda tangan minimal US$ 2 juta dengan minimal komitmen pasti dintaranya studi G&G dan pemboran 1 sumur eksplorasi.

5. Blok West Kaimana, lokasi daratan dan lepas pantai Papua Barat, bonus tandatangan minimal US$ 2 juta, minimal komitmen pasti studi G&G, pemboran 1 sumur eksplorasi dan Seismik 2D 200 km.(RI)