Lima blok migas yang ditawarkan pemerintah terdiri ats dua blok produksi dn tiga eksplorasi. (foto: Rio Indrawan/Dunia-Energi)

JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menggelar lelang blok migas di awal 2019. Total ada lima blok migas konvensional yang ditawarkan oleh pemerintah terdiri dari dua blok migas produksi dan tiga blok migas yang masih dalam tahap eksplorasi.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, menjelaskan dua blok migas produksi yang ditawarkan adalah blok selat panjang dan West Kampar. Blok Selat Panjang dan West Kampar sebelumnya memiliki masalah keuangan dan masalah hukum sehingga kontraknya diterminasi oleh pemerintah. Keduanya sebenarnya pernah ditawarkan pemerintah dala lelang blok migas. Namun tidak ada kontraktor yang berminat.

“Waktu lelang tahun lalu itu ada cost-cost yang menjadi tanggung jawab kontraktor sebelumnya, yang sekarang tidak masuk ke cost yang akan menjadi pemenang lelang nanti,” kata Arcandra saat konferensi pers pengumuman lelang di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2).

Blok Selat Panjang terletak di onshore Riau dengan estimasi cadangan mencapai 26,1 MMSTB untuk minyak dan 62 BSCF untuk gas serta total sumber daya mencapai 1.861 MMBOE (P50). Produksi terakhir pada Februari 2018 hanya 1 barel per hari (bph).

Signature bonus atau syarat bonus tanda tangan untuk blok ini ditetapkan sebesar US$ 5 juta dengan total komitmen kerja pasti sevesar US$ 62.991.080 untuk beberapa kegiatan seperti study G&G, survey seismik 2D sepanjang 500 km dan survey seismik 3D seluas 200 km2. “Lalu ada lima pengeboran sumur eksplorasi,” ujar Arcandra.

Kemudian untuk blok West Kampar terletak di onshore Riau dan Sumatera Utara dengan perkiraan potensi cadanngan menapai 8,3 MMSTB minyak dan sumber daya mencapai 4.322 MMBOE (P50).

Blok West Kampar kata Arcandra terakhir kali berproduksi pada Maret 2017 dengan rata-rata produksi mencapai 112 bph. “Produksi sedikit bukan berarti tidak ada potensinyanya,” ungkapnya.

Pemerintah menetapkan signature bonus untuk blok West Kampar sebesar US$ 5 juta dengan total Komitmen Kerja Pasti lima tahun pertama yang disyaratkan mencapai US$ 64.433.080 untuk berbagai kegiatan seperti study G&G, survey seismik 2D sepanjang 500 km dan survey seismik 3D seluas 200 km2 dan pengeboran enam sumur eksplorasi.

Tiga blok eksplorasi yang ditawarkan adalah blok Anambas, lokasi lepas pantai Kepulauan Riau, Bonus Tandatangan minimal US$ 2 juta dengan minimal komitmen pasti dintaranya studi G&G dan pemboran 1 sumur eksplorasi.

Kemudian West Ganal, lokasi lepas pantai Kalimantan Timur, dengan bonus tandatangan minimal US$ 15 juta serta minimal komitmen pasti yakni kegiatan studi G&G, pemboran 3 sumur eksplorasi, lalu kegiatan survey seismik 3D 400 km2 dan Seismik 2D 500 km. West Ganal sendiri merupakan blok bekas Makassar Strait yang diperluas.

“Ini eks Makassar strait yang kita perluas. Kemudian West Seno kita masukan ke Bangka. Ini murni Makassar strait minus West Seno. Jadi tidak ada lagi tanggungan lagi di Makassar strait. Jadinya, namanya West Ganal,” papar Arcandra.

Lalu terakhir blok West Kaimana, lokasi daratan dan lepas pantai Papua Barat, bonus tandatangan minimal US$ 2 juta, minimal komitmen pasti studi G&G, pemboran 1 sumur eksplorasi dan Seismik 2D 200 km.

Arcandra menuturkan jadwal lelang untuk akses dokumen penawaran mulai tanggal 25 Februari sampai dengan 24 April 2019. “Dan pemasukan dokumen partisipasi paling lambat pada 25 April 2019,” ujar Arcandra.

Pada lelang blok migas kali ini, Pemerintah menetapkan pembebasan akses data terhadap para peserta lelang yang telah mengakses dokumen penawaran. “Nantinya, biaya akses paket hanya akan dibebankan kepada pemenang lelang untuk masing-masing Wilayah Kerja Migas,” ujar Arcandra. (RI)