JAKARTA – Pemberlakuan aturan tata urang zonasi industri yang mengharuskan industri besar dan kecil harus berada di zona industri yang diberlakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ternyata masih berimbas terhadap sektor bisnis. Salah satu dampak dari pemberlakuan tersebut dirasakan langsung PT PLN Unit Distribusi Jaya Raya (Disjaya) dengan hengkangnya para pelanggan besar dari wilayah Jakarta.

M Ikhsan Asaad, General Manager PLN Disjaya, mengatakan hingga kuartal I 2019 sudah ada puluhan pelanggan PLN Disjaya yang memutuskan angkat kaki dari wilayah distribusi Disjaya lantaran harus pindah lokasi di luar Jakarta.

“Dalam kurun waktu tiga bulan ini kurang lebih ada 30 pelanggan yang pindah ada yang ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten. Ada aturan yang membatasi sampai 2030 harus keluar. Kami akan minta ke gubernur, bagaimana meninjau itu,” kata Ikhsan di Jakarta, Selasa (9/4).

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 mengatur tentang rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi. Aturan tersebut membuat industri di Jakarta tidak tumbuh, bahkan menurun.  Padahal menurut Ikhsan berdasarkan survei Bank Dunia,  Indonesia ada di urutan 33 untuk negara dengan kemudahan mendapatkan akses listrik untuk daya saing industri.

Ikhsan mengaku akan segera menindaklanjuti pendekatan ke pemerintah provinsi,  termasuk akan mencoba menginisiasi pertemuan khusus dengan para stakeholder tidak hanya pemerintah tapi juga para pelaku industri.

Listrik kata dia adalah salah satu komponen utama dalam pertumbuhan industri. Di sisi lain industri adalah salah satu penggerak ekonomi di suatu wilayah, sehingga kehadiran industri masih sangat penting.

“Kalau semua industri, di luar Jakarta, terus orang Jakarta kerja dimana? Kpta-kota besar lain di dunia pun, bahkan seperti di Singapura, itu masih ada di dalam kotanya industri. Jadi tidak harus semuanya keluar dari Jakarta,” ungkap Ikhsan.

Industri masih menjadi andalan PLN Disjaya. Saat ini, dari 4,3 juta jumlah pelanggan PLN Disjaya dari rumah tangga, bisnis dan industri hampir 60% merupakan pelanggan rumah tangga dan sisanya adalah industri. Namun dari sisi daya pemakaian,  industri jauh diatas para pelanggan rumah tangga.

“Kalau misalkan jumlah, memang rumah tangga, tapi kWh industri dan bisnis,” kata Ikhsan.

Untuk tahun ini sendiri PLN Disjaya sudah targetkan ada tambahan 200 ribu pelanggan baru. Memang masih didominasi oleh para pelanggan rumah tangga. Sementara realisasi tambahan dari industri mendapakan 30 industri baru.(RI)