JAKARTA – Sepanjang 2020, PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup lokal energi terbarukan yang mempelopori metode Rp 0,- (no upfront cost) dalam pembiayaan PLTS Atap, mencatat adanya peningkatan permintaan instalasi proyek PLTS Atap untuk bangunan komersial dan industri. Peningkatan permintaan ini didorong oleh tarif listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang semakin kompetitif bahkan lebih rendah dari pembangkit yang berasal dari energi fosil.

Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia, mengungkapkan tidak hanya dari industri cold storage atau warehouse yang telah lebih dulu memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT), tahun ini permintaan instalasi PLTS Atap berasal dari industri dengan latar belakang bisnis yang beragam. Permintaan tersebut mencakup wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Makassar hingga Palembang yang terdiri dari industri keramik, industri stainless steel, industri komponen otomotif, pabrik tekstil, hotel & resorts, bahkan gedung sekolah.

“Tahun ini permintaan instalasi PLTS Atap kepada Xurya untuk bangunan industri meningkat, baik dari kapasitas terpasang atau jenis industrinya,” ungkap Eka, Jumat (15/1).

Menurut Eka, jika tahun sebelumnya lebih banyak datang dari industri cold storage atau warehouse, tetapi kini industri tekstil bahkan sekolah pun juga sudah menggunakan PLTS Atap. Hal ini merupakan angin segar karena manfaat penggunaan PLTS Atap kini semakin dirasakan oleh berbagai industri maupun komersial.

Kementerian ESDM menyebutkan, sektor industri merupakan penyumbang kapasitas terbesar dalam pemanfaatan PLTS Atap, diikuti oleh sektor rumah tangga, sektor bisnis atau komersial dan tiga urutan terakhir adalah sektor sosial, pemerintah, dan layanan khusus. Meningkatnya minat penggunaan PLTS Atap juga didorong oleh himbauan pemerintah untuk merealisasikan kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis energi baru bagi para pelaku industri dan bisnis.

Eka menambahkan, tarif listrik EBT yang semakin kompetitif akan meningkatkan pengguna dari pelaku industri, sehingga dapat mempercepat realisasi kapasitas terpasang.

“Kami berharap dapat mengakomodir dan memberikan kemudahan green financing bagi pelaku industri dan komersial yang ingin menggunakan PLTS Atap. Karena kami tahu, walaupun biaya pemanfaatan sistem PLTS Atap semakin menurun, tetapi dalam skala besar, biaya investasi awal yang dikeluarkan dirasa masih cukup tinggi,” tandas Eka.(RA)