JAKARTA– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah menetapkan daftar pengadaan barang dan jasa tahun ini sebanyak 1.482 paket pengadaan. Total nilai proyek pengadaan itu sebesar US$6,051 miliar atau setara Rp84,7 triliun.

Dalam jangka panjang, hingga 2030, SKK Migas memproyeksikan untuk memproduksi 1 juta minyak per hari (Barrels of Oil Per Day/BOPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (Billion Standard Cubic Feet per Day/BSCFD), industri hulu migas membutuhkan investasi yang sangat besar, diperkirakan mencapai US$250 miliar dari 2021 hingga sembilan tahun ke depan.

Erwin Suryadi, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas, mengatakan investasi tersebut membutuhkan sistem pengadaan barang dan jasa yang efektif, efisien dan mampu menjadi daya ungkit yang kuat guna menggerakan industri hulu migas. Fungsi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas dan supply chain management (SCM) KKKS akan memainkan peran yang signifikan.

“Dampak investasi hulu migas bagi perekonomian nasional dan daerah akan terus ditingkatkan. Untuk itu Komite SCM IPA diharapkan dapat menjembatani kegiatan operasi dan pemenuhan TKDN sebagai bentuk implementasi dari Program Pengembangan Vendor yang dimiliki oleh SKK Migas dalam mengembangkan industri dalam negeri khususnya kolaborasi dengan Usaha Kecil & Menengah dan Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UKM/UMKM)” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang dikutip dari laman SKK Migas.

Menurut Erwin untuk mendorong keterlibatan industri nasional SKK Migas berkomitmen memberikan perhatian bagi industri nasional. Apalagi industri hulu migas berhasil mempertahankan capaian TKDN yang tinggi, pada 2020 capaian TKDN mencapai 57 persen. “Hal ini menunjukkan kontribuasi industri hulu migas dalam menopang kinerja industri nasional ditengah penurunan perekonomian akibat wabah pandemi Covid-19,” katanya.

SKK Migas, lanjut Erwin, terus mendorong penyedia barang dan jasa dalam negeri khususnya kolaborasi bersama UKM/UMKM untuk terus berbenah diri, diantaranya melakukan pembenahan sistem supply chain sehingga dapat menjadi bagian dari pemain global supply chain yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan harga yang bersaing dengan produk impor, serta memberikan pelayanan yang optimal bagi para KKKS.

Proses pengadaan barang dan jasa yang cepat, merupakan salah satu langkah yang diusahakan SKK Migas untuk mengawal agar program kerja 2021 dapat dilakukan tepat waktu. Setelah mengeluarkan procurement list 2021 pada awal Januari 2021, SKK Migas bekerjasama dengan Indonesia Petroleum Association (IPA) untuk percepatan penyelesaian proses tender, memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan semua stakeholder terkait.

Kerjasama dengan IPA dilakukan bersama Komite SCM IPA sebagai salah satu asosiasi kunci pemangku kepentingan industri hulu migas di Indonesia, untuk mengusahakan agar proses pengadaan dapat dilakukan dengan cepat untuk mendukung keberlanjutan produksi dan operasi di lapangan, mencari berbagai terobosan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasi dari empat komoditas utama hulu migas.

Ketua Komite SCM IPA Fery Sarjana menyampaikan komitmen dari KKKS) untuk memberikan dukungan penuh kepada SKK Migas guna memenuhi target Pemerintah 2021 maupun jangka panjang 2030. Kewajiban untuk merealisasikan target 1 juta BOPD dan 12 BSCFD tidak hanya menjadi tugas Pemerintah. KKKS juga berkewajiban untuk mendukungnya, karena jika target tersebut tercapai akan berdampak positif bagi kelangsungan bisnis hulu migas hal ini KKKS. “Komite SCM IPA mendukung upaya percepatan penyelesaian proses tender, memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan semua stakeholder terkait,” kata Fery. (RA)