JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan signal bahwa PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menjadi perusahaan induk holding panas bumi yang saat ini pembentukannya sedang disiapkan. Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN I, mengatakan proses pembentukan holding masih berlangsung. Dari persiapan yang sedang berlangsung PGE dinilai paling potensial untuk menjadi induk holding.

“Saat ini kelihatan yang paling berpotensi untuk menjadi sebuah (induk) holding tentunya adalah Pertamina Geothermal. Tetapi ini kami diskusikan terus,” kata Pahala dalam Indonesia Green Summit 2021 secara virtual, Senin (26/7).

Menurut Pahala, rencana pembentukan holding panas bumi bertujuan untuk memaksimalkan cadangan panas bumi yang ada di tanah air. Pemerintah mematok target kapasitas pembangkit listrik panas bumi lima hingga enam tahun ke depan harus tumbuh 100% atau dua kali lipat dari kapasitas pembangkit yang terpasang saat ini.

Penetapan induk holding didasarkan pada rencana pengembangan panas bumi dalam lima tahun hingga enam tahun kedepan. Selain mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang, pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas terpasang panas bumi dua kali lipat dari kapasitas terpasang saat ini.

“Diharapkan pada 2025 nanti PLTP keseluruhan EBT akan kontribusi 23%, kami harap 5-6 tahun mendatang total energi PLTP akan bisa ditingkatkan dua kali dibanding total kapasitas saat ini, Kami berharap dari total kapasitas yang dimiliki kurang lebih sekitar nanti 1,2 GW gabungan keseluruhannya. Kami mengharapkan bisa meningkat hingga 2,5 GW tambahan dalam kurun waktu 5-6 tahun,” ungkap Pahala.

Menurut Pahala, untuk mencapai target pengembangan panas bumi tidak hanya menyasar wilayah kerja panas bumi (WKP) baru tetapi juga WKP eksisting. Sehingga investasi yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Strategi pembentukan holding nanti juga jadi bagian dalam memenuhi kebutuhan biaya investasi.

“Tentu dibutuhkan investasi saat ini untuk pengembangan WKP yang ada saat ini karena masih cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut,” katanya.

Pahala mengatakan tujuan utama dari pembentukan holding yakni untuk pengembangan panas bumi di Indonesia. Untuk itu, diharapkan setiap perusahaan yang terlibat dapat mendukung langkah pembentukan holding ini.

“Mengenai finalnya nanti kita tunggu saja akan seperti apa. Kami harapkan semua pihak nanti akan bisa mendukung hal ini,” kata Pahala.(RI)